Soal Capres-Cawapres Koalisi Besar, Golkar: Harus Representasi Dari KIB Dan KKIR

Kamis, 13 April 2023 | 10:34 WIB
Soal Capres-Cawapres Koalisi Besar, Golkar: Harus Representasi Dari KIB Dan KKIR
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily usai konferensi pers persiapan HUT Golkar ke-58, di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Jumat (14/10/2022). [ANTARA/Melalusa Susthira K]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, bahwa pihaknya berharap pasangan capres dan cawapres untuk Koalisi Besar merupakan respresentasi dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan juga Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Ini kan jelas KIB punya, KKIR juga punya, jadi bisa dilihat lah. Kita harapkan ya masing-masing tentu memiliki representasinya dalam konteks penempatan figur capres dan cawapresnya," kata Ace kepada wartawan dikutip Kamis (13/4/2023).

Sementara itu, ditanya kemungkinan apakah nantinya Koalisi Besar dipersiapkan untuk menduetkan Prabowo Subianto dengan Airlangga Hartarto, Ace hanya menjawab secara diplomatis.

"Tunggu pada waktunya," ucap dia.

Baca Juga: Koalisi Besar Bakal Tentukan Pasangan Capres-Cawapres Yang Tepat Bersama Jokowi

Adapun di sisi lain, ia mengatakan, adanya pertemuan Airlangga dengan Prabowo beberapa hari lalu di Kemenhan hanya untuk memperkuat soliditas Koalisi Besar.

Menurutnya, pembicaraan politik tak akan bisa terhindarkan jika kedua tokoh tersebut bertemu.

"Saya kira tak terhindarkan untuk bicara soal politik, tertentu komunikasi antara pak Prabowo dan pak Airlangga nggak bisa juga dipisahkan untuk membahas urusan-urusan pemerintahan gitu. Tapi yang jelas bahwa komunikasi antara pak Airlangga dengan Pak Prabowo sangat intens apalagi beliau sama-sama juga menjadi pembantu Presiden Jokowi gitu," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, menegaskan, jika penentuan soal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Koalisi Besar tidak akan berlangsung alot. Sekalipun PDI Perjuangan (PDIP) nanti bergabung meminta kursi capres.

"Saya sama teman-teman di PDIP juga saya kira ya ndak seseram yang kalian berharap mungkin haha," kata Prabowo ditemui di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2023).

Baca Juga: Airlangga Dianggap Lebih Baik dari Cak Imin untuk Diusung Jadi Cawapres Koalisi Besar

Prabowo mengatakan, bahwa dirinya dengan tokoh-tokoh partai politik lainnya yang akan menginisiasi Koalisi Besar memiliki hubungan yang baik dan saling bersahabat. Untuk itu, ia merasa penentuan capres-cawapres tak akan berlangsung alot.

"Sebagai contoh, hubungan saya dengan pak Zul Hasan, pak Airlangga baik, pak Mardiono baik, pak Muhaimin apa lagi. jadi kalo saya kok tidak merasa akan alot ya," tuturnya.

Lebih lanjut, Prabowo merasa jika hanya pengamat saja yang berpikiran jika penentuan capres-cawapres akan berlangsung alot. Sementara dirinya masih yakin semua akan berjalan lancar.

"Saya nggak tahu. Mungkin pengamat lebih pintar dari saya haha," tuturnya.

"Saya nggak merasa alot, saya merasa ini kawan semua, kita merah putih semua, iya kan. Kita gak usah diragukan lagi mereka, benar nggak," sambungnya.

PDIP Dan Koalisi Besar

Sementara itu, Analis Politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi, meragukan PDI Perjuangan atau PDIP bakal mau bergabung dengan Koalisi Besar yang wacananya muncul usai lima partai pro pemerintah ngumpul di Kantor DPP PAN beberapa waktu lalu.

Justru PDIP menurutnya, akan menarik partai-partai dalam Koalisi Besar itu untuk membentuk koalisi baru untuk usung capres-cawapres bersama. Sebab, jika PDIP bergabung dalam Koalisi Besar tersebut maka soal perundingan capres-cawapres akan menjadi alot.

"Jelas (pembahasan capres-cawapres akan alot jika PDIP gabung Koalisi Besar), tapi saya ragu PDIP mau bergabung dengan koalisi besar ini. Malah menurut perkiraan saya, PDIP akan menarik partai politik yang ada di koalisi besar ini utk bergabung dengan mereka untuk mengusung capres-cawapres bersama PDIP," kata Asrinaldi saat dihubungi, Rabu (5/4/2023).

Ia menyampaikan, soal bergabungnya PDI Perjuangan tentu sangat terbuka bagi Koalisi Besar. Namun yang menjadi pertanyaan apakah PDIP yang akan memegang kendali pencalonan.

"Ini yang jadi masalahnya. Tentu partai politik di koalisi besar sudah memiliki skenario politik terkait Presiden dan Wapres. Sulit bagi mereka tiba-tiba menerima PDIP dan langsung memegang kendali koalisi ini untuk menentukan siapa capres/cawapres," tuturnya.

"Di sisi lain, PDIP juga tidak akan mudah menerima kalau mereka hanya sebagai pelengkap dari koalisi ini. Sementara, PDIP juga berpotensi mengusung calon presiden/wapres sendiri. Kalau posisi PDIP hanya pelengkap dalam koalisi besar ini, tentu mereka akan bergerak sendiri dalam mengusung capres-cawapres," sambungnya.

Kendati begitu, Asrinaldi mengaku belum melihat adanya gelagat PDIP menanggapi serius adanya Koalisi Besar tersebut. Menurutnya, sikap PDIP akan terliht dalam beberapa waktu ke depan.

"Partai politik lain kan sadar dengan kekuatan besar PDI P dalam Pemilu. Masalahnya PDIP belum menanggapi serius mengenai koalisi ini dg partai lain. Barangkali dlm beberapa waktu ke depan PDI P alan aktif melobi partai lain untuk bergabung seperti Gerindra, PKB dan bukan tidak mungkin Golkar," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI