Suara.com - PDI Perjuangan mengklaim pihaknya sudah lebih dulu memiliki gagasan untuk melakukan kerja sama politik dengan partai dengan skala lebih besar. Gagasan itu tertuang lewat safari politik yang telah dilakukan Ketua DPP PDIP Puan Maharani ke berbagai ketua umum partai.
Diketahui Puan sebelumnya melakukan safari ke berbagai partai politik di koalisi pemerintah, mulai dari NasDem, Golkar, Gerindra, hingga PKB.
"PDI Perjuangan mimpinya sejak awal ketika Mba Puan melakukan silaturahim politik ke berbagai ketua umum, itu sesungguhnya akan bikin kerja sama politik. Kalau bahasanya kawan-kawan koalisi besar," kata Ketua DPP PDIP Said Abdullah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/4/2023).
Tetapi PDIP menghindari menggunakam istilah koalisi besar. Menurut Said dalam sistem presidensil, tidak mengenak istilah koalisi. Karena itu istilah yang digunakan ialah keja sama akbar partai politik.
Baca Juga: Tegas! Golkar Terang-terangan Tolak PDIP Gabung Koalisi Besar, Ini Alasannya
"Dan itu memang gagasan awal dari kami oleh PDI Perjuangan dan itu dilakukan oleh Mbak Puan ketika melakukan silaturahim ke Pak Prabowo, ke Pak Airlangga, ke Pak Muhaimin Iskandar kan akan dilakukan terus-menerus," kata Said.
Said kemudian mengklaim sesungguhnya yang memulai gagasan tersebut ialah PDI Perjuangan. Di mana gagasan sempat disuarakam kepada para ketua umum yang ditemui Puan dalam safarinya, mulai Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, hingga Muhaimin Iskandar.
"Daam konteks pertemuan untuk menyatukan visi dari setiap langkah-langkah silaturahim yang dilakukan Mba Puan. Dari titik itu lah PDI Perjuangan akan membentuk kerja sama akbar partai politik, begitu lah kira-kira," kara Said.
"Sebelum koalisi kita memang kesulitan mempergunakan diksi itu karena apa? tidak ditemukan di sistem presidensil, kecuali parlementer, baru kita bicara koalisi," sambung Said.
Tetapi diakui Said, gagasan kerja sama akbar itu tersendat saat safari politik Puan belum berlanjut ke partai lain di dalam koalisi pemerintahan, yakni ke PAN dan PPP.
Baca Juga: Jokowi Dianggap Jadi King Maker Pilpres, Projo: Siapa pun yang Didukung Berpeluang Menang
"Kami duluan yang melakukan silaturahim politik. Cuma setelah kami melakukan silaturahim politik tinggal Partai Amanat Nasional yang waktunya belum pas, kemudian mau ketemu PPP tiba-tiba ada pergantian di PPP, kan begitu. Kalau itu semua ketika itu selesai Mba Puan ketemu semuanya maka kerja sama akbar di antara partai politik sudah terbentuk," kata Said.