Suara.com - Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani meminta kadernya untuk tidak jumawa atas hasil survei terbaru terkait elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengguli kandidat capres lainnya berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Menurutnya, survei adalah cara-cara ilmiah untuk memotret secara faktual tentang keterpilihan seorang capres.
"Jika hasilnya bagus, pak Prabowo selalu mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan tetap mengkoreksi diri supaya bisa memperbaiki apa yang masih menjadi kekurangan-kekurangan," kata Muzani dalam keterangannya, Senin (10/4/2023).
"Dan kepada seluruh kader Gerindra jangan jumawa atas hasil ini, harus tetap kerja keras. Karena survei ini bukan hasil pemilu. Pemilu akan baru dilaksanakan 14 Februari 2024. Kerja politik masih pelru dilakukan untuk mewujudkan apa yang kita cita-citakan," sambungnya.
Baca Juga: Cak Imin Bakal Temui Prabowo Sore Nanti, Gerindra: Mau Bahas Perbesar Koalisi 2024
Muzani menilai, meningkatnya elektabilitas Prabowo itu disebabkan karena kerja-kerja politik Gerindra dan pribadi Prabowo sendiri. Selain itu juga, kata dia, karena dukungan dari orang-orang yang menaruh simpati dan apresiasi atas kerja Prabowo sebagai Menhan.
Adapun Muzani tidak menampik bahwa hal itu terjadi karena pengaruh dari kedekatan Prabowo dengan Presiden Jokowi. Hal tersebut diwujudkan dengan seringnya jalan bersama di berbagai kegiatan presiden seperti pasar, sawah, dan beberapa event.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Prabowo dianggap tokoh yang potensial dalam menyatukan berbagai kepentingan yang ada.
Selain itu ia mengklaim, mantan Danjen Kopassus tersebut juga dianggap mampu menghadirkan solusi-solusi dari masalah-masalah kebangsaan yang dihadapi Indonesia saat ini, seperti ancaman perang, disitegrasi, serta kedaulatan negara.
"Untuk itu diperlukan sosok pemimpin yang selalu berpikir untuk terus menjaga kebersamaan, serta berkomitmen melaksanakan pemerataan pembangunan dan tidak mementingkan dirinya, golongannya, termasuk partainya. Dan menurut hemat kami, Pak Prabowo adalah sosok yang mampu untuk melaksanakan itu," tuturnya.
Terakhir, Muzani mengatakan, sentimen positif terhadap Prabowo semakin meningkat karena simpati publik saat ini semakin masif diberikan kepada Menhan tersebut.
Menurutnya, Prabowo dianggap berhasil memberi teladan baik dalam upaya membangun bangsa Indonesia dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengesampingkan ego pribadi. Itu dibuktikan Prabowo ketika dia memutuskan untuk menjadi Menhan di kabinet Jokowi yang merupakan rival politiknya di Pilpres 2019 lalu.
"Atas dasar itu kemudian kesadaran publik untuk menerima sosok Prabowo dalam pilihan politiknya semakin diminati publik dan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan bangsa kita saat ini. Ketika survei menunjukkan peningkatan elektabilitas, maka itu berbanding lurus atas apa yang dilakukan Pak Prabowo selama ini," pungkasnya.
Hasil Survei
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil jajak pendapat terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Hasilnya, tiga nama menempati posisi teratas, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan eks Gubernur DKI Anies Baswedan.
Direktur LSI Djayadi Hanan menyampaikan dalam simulasi 19 nama, ketiganya menempati peringkat teratas.
"Ganjar paling banyak dipilih sebesar 19,8 persen. Kemudian Prabowo sebesar 19,3 persen, Anies Baswedan sebesar 18,4 persen," ujar Djayadi saat konferensi pers virtual, Minggu (9/4/2023).
Djayadi menyampaikan elektabilitas bakal capres peringkat empat dan seterusnya, yakni Ridwan Kamil (5,8 persen); Sandiaga Uno (2,9 persen); Gibran Rakabuming (2,7 persen); Mahfud MD (2,3 persen); dan Erick Thohir (2,1 persen).
Selanjutnya Agus Harimurti Yudhoyono (2 persen); Puan Maharani (1,4 persen); Airlangga Hartarto (0,9 persen); Gatot Nurmantyo (0,6 persen); Tri Rismaharini (0,6 persen); Maruf Amin (0,5 persen); Khofifah Indar Parawansa (0,4 persen); Muhaimin Iskandar (0,3 persen); Budi Gunawan (0,1 persen), Bambang Soesatyo (0,1 persen), dan Tito Karnavian (0 persen).
"Sekitar 19,8 persen belum menunjukkan pilihannya," ujar Djayadi.
Meski demikian, ketika simulasi tiga nama teratas, Prabowo menjadi peringkat pertama. Suara Ganjar disebutnya mengalami penurunan dan Anies stagnan.
Prabowo memperoleh suara 30,3 persen, Ganjar 26,9, dan Anies 25,3 persen.
Djayadi menyebut ada dugaan merosotnya suara Ganjar karena penolakannya terhadap Israel untuk bermain di Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ganjar dianggap bertanggungjawab atas keputusan FIFA yang membatalkan status tuan rumah untuk Indonesia.
"Ada kemungkinan pernyataan Ganjar Pranowo terkait timnas Israel sehingga terjadi pembatalan penyelenggaraan PD U-20 di Indonesia menjadi penjelas merosotnya basis dukungan Ganjar," pungkasnya.