Nada Sumbang Wacana Reuni Duet Anies dan Sandiaga di Pilpres 2024

Senin, 10 April 2023 | 17:01 WIB
Nada Sumbang Wacana Reuni Duet Anies dan Sandiaga di Pilpres 2024
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mesra lagi - Nada Sumbang Wacana Reuni Duet Anies dan Sandiaga di Pilpres 2024 (IG/aniesbaswedan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemiihan presiden (Pilpres) 2024 semakin dekat. Geliat politik di Indonesia semakin dinamis. Masing-masing koalisi partai politik sibuk berupaya mencari cara untuk merebut hati rakyat.

Salah satunya dengan cara menentukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung untuk bertarung di Pilpres 2024.

Salah satu nama yang mencuat untuk bertarung sebagai calon presiden adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies sebelumnya telah diusung oleh Koalisi Perubahan yang diisi oleh Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrat.

Baca Juga: Biasanya Lontarkan Kritik, Gara-gara Hal Ini Fahri Hamzah Akhirnya Puji Jokowi

Namun siapa yang akan mendampingi Anies sebagai calon wakil presiden, hingga kini belum terjawab.

Sempat muncul gagasan untuk kembali menduetkan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno, seperti ketika keduanya bertarung di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.

Gagasan memasangkan lagi Anies-Sandi diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera. Ketika Anies menghadiri acara PKS beberapa waktu lalu, teriakan Anies-Sandi menggema dari sejumlah Kader PKS.

Mereka seakan menginginkan dua tokoh itu kembali berpasangan sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang turut hadir dalam acara itu menyatakan, salah satu tugasnya jelang Pilpres 2024 adalah mencarikan pasanga yang tepat untuk Anies Baswedan dengan sejumlah pertimbangan.

Baca Juga: Hadirkan Puluhan Stand Gratis, Relawan Sandiaga Uno Tingkatkan Omzet Para Pelaku UMKM di Bandung

Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk kembali menduetkan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno, meski ada sejumlah nama lain yang beredar, diantaranya adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menanggapi muculnya gagasan tersebut, Sandiaga Uno yang kini menjabat sebagai Menteri pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyatakan masih menunggu restu Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum partai Gerindra.

Respons PPP, Partai Demokrat dan Nasdem

Menanggapi gagasan menduetkan kembali pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, PPP dan Partai Demokrat sebagai mitra koalisi PKS ikut angkat bicara.

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy atau Romi, menyatakan duet Anies-Sandi mustahil terwujud di Pilpres 2024.

Menurut dia, gagasan tersebut bisa membubarkan Koalisi perubahan, sebab akan muncul dugaan kalau kahadiran Sandi akan membuat PKS keluar dari Koalisi Perubahan.

Alasan kedua, menurutnya, ada hubungan yang kurang harmonis antara Anies dan Sandi, dimana beberapa waktu lalu sempat mencuat polemik mengenai utang dalam Pilkada DKI, dimana Anies disebut-sebut berutang Rp50 miliar pada Sandi.

Sementara itu, Partai Demokrat secara tegas menolak jika Sandiaga Uno dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden.

Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat (PD) Andi Arief menyebutkan kalau Sandiaga Uni bukanlah sosok perubahan.

"Walaupun menjadi wapres menjadi hak setiap orang, tapi komitmen perubahan dari 3 partai, PKS, Demokrat dan NasDem itu sudah terikat pada semacam perjanjian yang ditandatangani oleh 3 ketua umum partai, mengikuti kontestasi capres dan cawapres ini kan memperbaiki keadaan, bukan seperti Indonesian Idol yang penting muncul, setiap ada ini muncul dan Demokrat punya catatan dan pasti akan menolak kalau Pak Sandi Uno," kata Andi Arief kepada wartawan, Minggu (9/4/2023).

Senada dengan Andi Arief dari Partai Demokrat, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali juga menyatakan dengan tegas memilik Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden Anies Baswedan.

Alasan Ahmad Ali menolak Sandiaga Uno cukup sederhana, yakni karena Sandi hingga kini masih menjadi kader Partai Gerindra yang bukan termasuk dalam Koalisi Perubahan.

Karena itulah, menurutnya, jika dipaksakan agar Sandi menjadi calin wakil presiden Anies, maka hal itu bisa merusak hubungan partainya dengan Partai Gerindra.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI