Suara.com - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalami penurunan dalam survei Merdeka Institute for Public Opinion Survey (MIPOS). Penurunan itu diduga buntut pernyataan kontroversialnya soal Piala Dunia U-20.
MIPOS mengatakan bahwa penolakan Ganjar terhadap Timnas Israel hingga berakhir FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 itu memicu amarah dan kekecewaan publik.
Ganjar dinilai tidak konsisten karena sebelumnya ia setuju saat Indonesia mengajukan bidding menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Penolakan Ganjar juga dinilai bermuatan politik elektoral menghadapi Pemilu 2024 mendatang. Selain itu, Ganjar dan pihak-pihak yang menolak tidak menghargai kerja keras jajaran pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mempersiapkan kebutuhan untuk menjadi tuan rumah.
Baca Juga: Pakar Sosiolog: Statement Ganjar Pranowo adalah Pembangkangan
Menurut MIPOS, kekecewaan publik terhadap Ganjar secara elektoral justru menguntungkan Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra itu disebut memiliki sikap tegas hingga bisa membuat pendukung Ganjar berpaling.
Prabowo justru cenderung mendapatkan tone positif dari warganet dan menjadi pilihan untuk menjadi presiden.
"Prabowo nampaknya menjadi alternatif dari para pendukung Ganjar yang marah dan kecewa, di mana mereka hampir tidak mungkin berpaling ke Anies Baswedan," ujar peneliti senior MIPOS.
MIPOS juga memperlihatkan hasil perolehan suara para tokoh nasional apabila Pilpres dilakukan hari ini.
Hasilnya, Prabowo Subianto menempati posisi puncak dengan suara 33,6% disusul Anies Baswedan dengan 21,5%. Ganjar Pranowo berada di posisi ketiga dengan 16,8% disusul Ridwan Kamil dengan 6,9% dan Sandiaga Uno 4,5%.
Baca Juga: Sidak Pasar, Ganjar Pranowo Beri Reaksi Tak Terduga Saat Ditawari Ibu-Ibu Penjual Pensil Alis
MIPOS menggunakan metode telesurvey dengan analisis media monitoring yang dilakukan pada 29 Maret sampai 3 April 2023.
Survei tersebar di 34 provinsi dengan total 1200 responden dan tingkat margin of eror +/- 2,83% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.