Apa yang Perlu Diketahui Soal Koalisi Besar Sokongan Presiden Jokowi?

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 05 April 2023 | 16:10 WIB
Apa yang Perlu Diketahui Soal Koalisi Besar Sokongan Presiden Jokowi?
Jokowi bersalaman dengan Prabowo Subianto di kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023). [Foto: Dok. Humas PAN]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Manuver politikus dan pemimpin partai politik jelang Pilpres 2024 mendatang semakin dinamis. Masing-masing partai politik melancarkan aksinya untuk mencari dukungan agar terbentuknya blok politik yang kuat, termasuk munculnya Koalisi Besar sokongan Presiden Jokowi.

Sejauh ini sudah ada tiga blok politik, yakni NasDem, PKS dan Demokrat yang membentuk Koalisi Perubahan.

Selain itu ada Partai Golkar, PAN dan PPP yang membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lalu Partai Gerindra sejauh ini terlihat mesra dengan Partai Kebangkitan Bangsa dalam Koalisi Indonesia Raya (KIR)

Sementara PDI Perjuangan masih bergerak sendiri dan belum merapat ke salah satu blok politik tersebut. Namun belakangan ini muncul wacana terbentuknya Koalisi Besar yang disokong oleh Presiden Jokowi.

Baca Juga: Diam-diam Anies Baswedan Menginap di Ponpes Langitan dan Ziarah Makam Sunan Bonang Tuban

Seperti apakah wacana koalisi besar tersebut? Berikut ulasannya.

Lahir dari pertemuan Jokowi dengan 5 ketum parpol

Wacana terbentuknya Koalisi Besar mengemuka setelah Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan lima ketua umum partai politik di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan pada Minggu (2/4/2023).

Lima ketum parpol itu adalah Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan Plt Ketum PPP Mardiono.

Setelah perteman itulalak kemudian muncul wacara koalisi besar yang merupakan peleburan dari dua koalisi, yakni Koalisi Indonesia Bersatu dan Koalisi Indonesia Raya.

Baca Juga: Fenomena Polarisasi Pilpres 2019 Akan Terulang Jika PDIP Gabung Koalisi 'Gemuk' KIB dan KIR

PDI Perjuangan tak hadir

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak tampak hadir dalam pertemuan Jokowi dengan lima ketum parpol di kantor DPP PAN. Hal itu lantas menimbulkan tanda tanya, apakah dalam pertemuan itu Jokowi mewakili PDIP atau sebagai Presiden RI.

Menurut Direktur Eksekutif  Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, ketidakhadiran PDIP dalam pertemuan tersebut bisa dimaknai sebakai sikap enggan partai berlambang banteng itu untuk tunduk di bawah manuver politik Jokowi yang turut dibayang-bayangi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut dia, PDI Perjuangan ingin menunjukkan marwah politiknya dan takmau ikut orkestrasi Jokowi dan Luhut.

Respons Megawati Soekarnoputri

Meski tak hadir dalam pertemuan Jokowi dengan lima ketum parpol, PDIP tetap membuka diri untuk bergabung dengan Koalisi Besar.

Hal itu disampaikan oleh politikus PDIP Budiman Sudjatmiko. Menurut dia, peluang PDIP untuk bergabung dengan Koalisi Besar sudah diamini oleh Megawati.

Gabung Koalisi Besar? PDIP beri satu syarat

Meski sudah membuka peluang untuk bergabung dengan Koalisi Besar, menurut Budiman, PDIP memiliki satu persyaratan. Budiman mengatakan, persyaratan tersebut yakni calon presiden harus berasal dari partai berlambang kepala banteng itu.

Ia menambahkan, persyaratan yang diajukan Megawati itu wajar, sebab yang ditargetkan partai berlambang banteng selama ini memang posisi RI 1.  

PSI gabung dengan Koalisi Besar

Meski tak diajakdalam pertemuan di kantor DPP PAN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan akan bergabung dengan Koalisi Besar untuk menghadapi Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PSI Giring Ganesha di Kantor DPP PSI, Jakarta pada rabu (5/4/2023).

Menurut Giring, tujuannya bergabung dengan Koalisi Besar adalah untuk memastikan kebijakan yang telah dibuat oleh Jokowi dilanjutkan oleh presiden setelahnya.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI