Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP memberikan posisi tawar yang tinggi untuk para rekan koalisi. Partai pemenang Pemilu sebelumnya ini, kukuh memasang kader internal sebagai calon presiden.
Tidak ada tawar menawar untuk pilihan PDIP satu ini. Keputusan sudah bulat, mencalonkan kader sendiri pada 2024.
"Kader internal, yes," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Pilihan ini yang nantinya akan terus diperjuangkan PDIP melalui koalisi yang akan dibentuk. Said menegaskan pihaknya kukuh meraih kursi capres untuk kader.
"Yang pertama, internal. Pasti. Pemenang posisinya, capres, yes," kata Said menegaskan kembali.
Masalah siapa kader yang akan dipilih menjadi capres, belum masuk tahap pembahasan. Seperti diketahui keputusan itu mutlak akan diambil oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Said hanya menjabarkan, penentuan capres kelak tidak hanya berdasarkan elektabilitas tertinggi.
"Bukan soal tertinggi dan tidak tertinggi. Dudukkan dulu pada positioning-nya bahwa PDIP adalah partai pemenang Pemilu 2019. Basis pencalonan 2024 kan hasil Pemilu 2019," ujar Said.
Siap Jalan Bareng Di Koalisi Besar
PDIP setuju akan rencana koalisi besar. Asalkan partai-partai di koalisi besar memiliki kesamaan pandang untuk mewujudkan cita-cita Indonesia.
PDIP juga tidak menutup kemungkinan untuk bergabung bersama koalisi besar jika memang ada kesepakatan yang dapat mengikat.
"Koalisi itu sebenarnya bisa dilakukan jika kemudian visi dan misi atau kemudian cita-cita dari semuanya itu bersepakat untuk sama-sama bisa melakukannya," kata Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2023).
"Jadi ya setuju kalau memang itu dilakukan dengan cita-cita dan visi-misi yang sama untuk Indonesia," sambung Puan.
Ketua DPR RI ini mengaku mengikuti perkembangan tentang rencana koalisi besar antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Puan mengatakan dirinya melihat pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ditanya mengenai peluang KIB dan KKIR bergabung menjadi koalisi besar usai Silaturahmi Ramadhan di kantor DPP PAN, Minggu (2/4).
"Saya nonton di TV, Pak Jokowi menyatakan bahwa silakan para ketum parpol yang menjalankan hal tersebut, presiden akan menjadi pendengar. Itu yang saya nonton di TV pernyataan dari presiden, jadi, yang terbaik untuk bangsa dan negara yang terbaik untuk rakyat tentu PDIP pasti akan mendukung hal tersebut," tutur Puan.
Terpisah, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan memang ada kemungkinan PDIP bergabung di koalisi besar. Mengingat PDIP merupakan partai yang memiliki karakter gotong royong.
"Insyaallah lah. Kita ini memang karakter bergotong royong," kata Said.
Sebelumnya, rencana koalisi besar tidak menutup diri hanya untuk partai-partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Partai Golkar berpandangan pembentukan koalisi besar bisa lebih baik jika menampung lebih banyak partai, termasuk mengajak PDI Perjuangan.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan Golkar sebagaimana saat membentuk KIB, tidak menutup diri dari partai lain untuk bergabung. Prinsip yang sama ini yang juga diterapkan apabila rencana koalisi besar akan diwujudkan.
Doli memastikan koalisi besar tidak akan menjadi koalisi yang tertutup. Tentu komunikasi akan dibangun baik dengan PDIP maupun partai lainnya.
"Jadi, kalau pun sekarang KIB sama KKIR, itu tidak menutup kemungkinan nanti ada pembicaraan atau dialog dengan pimpinan parpol yang lain. Itu tidak tertutup," kata Doli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Doli mengatakan untuk membangun bangsa ke depan diperlukan energi yang besar. Energi yang besar itu datang dari banyak orang dan kelompok agar bisa merumuskan bersama.
"Tentu perspektif dua tiga partai, apa perspektif lima partai akan lebih bagus jika hanya sekedar satu dua tiga perspektif," kata Doli.
Menurut Doli, koalisi besar juga akan memberikan dampak terhadap posisi kuat pemerintahan. Di mana melalui koalisi besar, pemerintah tentu dapat disokong dengan mayoritas partai di parlemen, sebagaimana yang terjadi saat ini.
"Jadi makin banyak koalisi parpol yang berkumpul sejak awal, apalagi dibangun sejak lama di Pemilu, itu makin bagus. Sehingga nanti dalam proses perjalanannya lima tahun ke depan stabil," kata Doli.
Selain itu, banyaknya partai yang bergabung di dalam satu koalisi mengusung pasangan capres dan cawapres yang sama dianggap memiliki kans kemenangan lebih tinggi.
"Untuk menang itu kan membutuhkan tenaga yang luar biasa besar. Kalau misalnya tenaga makin banyak, besar, peluang menangnya semakin besar. Jadi, kalau koalisi ini dibangun secara bersama sejak awal, ini menjadi kekuatan politik baru yang mudah-mudahan punya peluang menang yang lebih besar," kata tutur Doli.