Muncul Wacana Koalisi Besar Bareng KIB usai Bertemu Jokowi, PKB: Berdua Saja Sulit, Apalagi Berlima

Senin, 03 April 2023 | 10:55 WIB
Muncul Wacana Koalisi Besar Bareng KIB usai Bertemu Jokowi, PKB: Berdua Saja Sulit, Apalagi Berlima
Waketum PKB Jazilul Fawaid menganggap wacana pembentukan koalisi besar akan terbentur sulitnya dalam menentukan pasangan capres dan cawapres. [Foto: ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menganggap wacana pembentukan koalisi besar akan terbentur sulitnya dalam menentukan pasangan capres dan cawapres.

Ia memandang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak semudah dibayangkan untuk melebur menjasi satu dengan Koalisi Gerindra-PKB atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Menurutnya bergabungnya dua koalisi itu memang serba memungkinan, namun di satu sisi harus realistis.

Jajilul menjelaskan fakta saat ini ialah antara KIB dan KKIR belum menentukan siapa capres dan cawapres. Kedua koalisi masih mengalami kesulitan.

"Jadi kerumitannya ada di situ," kata Jazilul kepada wartawan, Senin (3/4/2023).

Baca Juga: Kecantikan Istri Calon Menpora Dito Ariotedjo, Pernah Bikin Heboh karena Payudaranya Tersenggol Raffi Ahmad

Ia lantas tidak membayangkan apabila koalisi digabung menjadi koalisi besar maka kerumitan yang ada juga akan ikut membesar.

"Nah jika nanti berkoalisi atau koalisi besar itu bukannya lebih rumit lagi? Ini yang kami pikirkan. Apakah nanti atau pengambilan keputusan terkait capres dan cawapres dengan koalisi yang besar itu pakai ukuran dan standar apa memutuskannya," tutur Jazilul.

KKIR sendiri diakui Jazilul sejauh ini masih alami kesulitan dalam menentukan capres dan cawapres, kendati sudah memiliki mekanisme penentuan melalui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Oang kami berdua saja (Gerindra-PKB) saja kesulitan memutuskan, apalagi berlima (tambah Golkar, PAN, PPP)," kata Jazilul.

Meski demikian, pihaknya bakal mengikuti arahan dari Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Apakah memutuskan melebur koalisi atau tetap berdua dengan Gerindra.

Baca Juga: NasDem Gak Diajak Silaturahmi Partai Politik Pendukung Jokowi, Willy Aditya: Dosa yang Disegerakan

"Namun pengalaman yang berjalan itu kerumitannya justru pada bagaimana menyusun format koalisinya, menentukan calon presiden dan calon wakil presidennya, dan juga portofolio yang akan dibuat," kata Jazilul.

Jokowi di Tengah KIB dan KKIR

Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir dalam Silaturahmi Ramadhan yang digelar DPP PAN di kantor pusat di Jakarta Selatan.

Kenyataannya mereka yang hadir tidak semuanya. Tercatat hanya ada lima ketua umum parpol yang hadir, yakni Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai tuan rumah, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Artinya Silaturahmi Ramadhan antar parpol koalisi pemerintahan ini minus dua parpol. Di mana Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soeakrnoputri dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh tidak ada di tempat acara.

"Mbak Mega dan Bang Surya lagi keluar negeri," timpal Zulhas menjawab tanda tanya kehadiran kedua ketum.

Melihat lima ketua umum yang hadir, dapat disebut ajang silaturahmi bareng presiden ini menjadi ajang kongko antara Jokowi dan dua koalisi, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB).

Zulhas tidak menjawab spesifik saat ditanya peluang leburnya KIB dan KKIR menjadi satu. Ia sebatas menyampaikan kedua koalisi ingin bersama-sama dalam hal menciptakan Pemilu yang damai.

"Yang penting kita semua ingin bersama-sama agar Pemilu kita nanti damai, sejuk, sehingga kita bisa fokus dan produktif dalam melanjutkan pembangunan," kata Zulhas.

Hal senada juga disampaikam Airlanga Hartarto menanggpi pertanyaan serupa, yakni potensi terjadinya penggabungan koalisi menjadi koalisi besar.

"Kita dalam pembicaraan semua," ujar Airlangga.

Begitu pula dengan Prabowo. Menteri Pertahanan ini menilai semua masih bergantung proses.

"Ya nanti kita lihat prosesnya, tapi yang pasti akan intens," kata Prabowo.

Di sisi lain, Prabowo menyepakati adanya kesamaan pandang antara dua koalisi dalam menghadapi tahun-tahun ke depan. Mulai dari kondisi geopolitik, isu-isu internasional, hingga permasalahan pangan.

"Jadi untuk ini kita butuh kerja sama yang solid suatu frekuensi yang sama," kata Prabowo.

Sementara itu, Jokowi yang ikut hadir berada di tengah-tengah KIB dan KKIR mengaku senang para ketua umum partai di koalisi pemerintah bisa bersilaturahmi. Terlebih pertemuan hari ini dalam rangka membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan komitmen kebersamaan dan juga keberlanjutan pembangunan ke depan.

Tetapi Jokowi ogah menjawab ketika ditanya pertemuan di DPP PAN ini sebagai sinyal bergabungnya KIB dan KKIR atau tidak.

"Nanti ditanyakan urusan itu ditanyakan kepada ketua partai atau gabungan partai yang sudah ada. Jangan ditanyakan kepada saya," kata Jokowi.

Jokowi juga menolak menjawab apakah dalam pertemuan hari ini turut dibicarakan potensi koalisi besar gabungan KIB dan KKIR.

"Yang berbicara itu ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja," kata Jokowi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI