Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai koalisi besar tidak mungkin lagi terbentuk untuk Pilpres 2024.
PKB menginginkan banyak koalisi untuk menghadirkan lebih dari dua pasangan calon.
"Enggak mungkin (koalisi besar) kelihatannya sih, kalau lihat dari hasil survei, dalam realita koalisi yang ada," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Jazilul menyampaikan, dalam realitasnya di berbagai survei, ada sejumlah capres potensial yang unggul.
Baca Juga: Anies dan Prabowo Ketiban Untung dari Kecerobohan Ganjar Pranowo soal Piala Dunia U-20
Selain itu, penjajakan koalisi yang ada saat ini sudah berjumlah tiga, mulai Koalisi Indonesia Bersatu terdiri atas Golkar, PAN, dan PPP; Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya terdiri Gerindra dan PKB, serta Koalisi Perubahan terdiri dari NasDem, PKS, dan Demokrat.
Lantaran itu, ia mempertanyakan buat apa lagi membentuk koalisi besar?
Pasalnya, rakyat lebih senang apabila banyak koalisi dan banyak piliham capres.
Sebaliknya, sedikitnya koalisi, menurut Jazilul hanya merupakan keinginan elite. PKB sendiri ogah ada koalisi besar.
"Rakyat akan lebih senang kalau lebih banyak pilihannya. Kalau lebih sedikit itu keinginan elite, maunya dua itu elite tuh," ujar Jazilul.
Baca Juga: Menakar Tokoh Nahdliyin untuk Cawapres Anies: Pilih Khofifah Terlalu Nekat, AHY Jadi Pilihan Akhir?
"Kalau rakyat empat bagus karena apa? Mau pesta. Karena apa? Semua mau terlibat partisipasi. Kalau ada empat capres, koalisi berarti kan ada empat yang sukses tuh semua terlibat. Kalau dua cuma dua tim yang sukses," kata Jazilul.