Menolak Timnas Israel, Politik Main Aman Wayan Koster?

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 29 Maret 2023 | 05:05 WIB
Menolak Timnas Israel, Politik Main Aman Wayan Koster?
Gubernur Bali Wayan Koster, dan Wagub Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, saat berada di Jaya Sabha Denpasar (ANTARANi Luh Rhisma)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Surat Wayan Koster membuat 'gerah' FIFA sehingga membatalkan drawing Piala Dunia U20 di Bali. Pelaku usaha urung dapat cuan. Sikap sang gubernur disebut sebagai politik main aman, demi pilkada?

SELEMBAR warkat yang dibuat Gubernur Bali Wayan Koster untuk Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy, memicu serangkaian kehebohan serta polemik berkepanjangan.

Koster, dalam surat bertarikh 14 Maret 2023, meminta Muhadjir Effendy menerbitkan kebijakan melarang Timnas Nasional Israel ikutserta dalam Piala Dunia Usia 20 Tahun atau U20 di Indonesia.

Alasannya, politik Israel yang menganeksasi tanah Palestina tidak sesuai kebijakan Indonesia yang antipenjajahan.

Selain itu, Koster juga menyertakan alasan prosedural bahwa Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.

“Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali,” begitu Koster menegaskan melalui suratnya.

Tapi belakangan, banyak pihak yang menyebut surat penolakan Koster itu sarat bermuatan politik elektoral menjelang Pemilu, Pilpres, maupun Pilkada Bali sendiri yang semuanya digelar tahun 2024.

Koster adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia juga beberapa kali mengirimkan sinyalemen kuat untuk kembali mencalonkan diri dalam Pilkada Bali yang akan datang.

Pengamat politik dari Universitas Udayana I Made Anom Wiranata mengakui, keputusan Koster menolak kedatangan Timnas Israel itu tak pelak menimbulkan gejolak politik.

Baca Juga: Respons Abu Janda Usai Jokowi Pidato Terkait Polemik Piala Dunia U-20: Terima Kasih Pak Telah Tetap Waras!

Menurutnya, isu anti-Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina tidak laku bila dijadikan komoditas politik di Bali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI