“Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali,” demikian penegasan pada paragraf keempat surat Koster.
Segendang sepenarian, Ganjar Pranowo—kawan separtai Wayan Konster—juga berkukuh menolak kehadiran Timnas Israel untuk berlaga di daerahnya.
Kamis pekan lalu, Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan menolak Timnas Israel bermain di Stadion Manahan Solo.
Ganjar mengutip sikap politik Presiden pertama RI Soekarno untuk menguatkan penolakannya.
“Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, maupun Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau," kata Ganjar.
Sebagai kepala daerah, sikap Ganjar dan Koster tampak tidak sejalan dengan pemerintah pusat yang justru mendukung PSSI menyelenggarakan Piala Dunia U20 di Indonesia.
Apalagi, lima tahun silam, Wayan Koster dan empat kepala daerah lain meneken host city agreement yang menjadi jaminan FIFA menerima Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
Selain Koster, pada medio 2019, dokumen government guarantee itu juga diteken Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat; Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan; Anies Baswedan, saat itu Gubernur DKI Jakarta; Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya; dan, Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo.
Namun, sebagai kader PDIP, posisi Ganjar dan Koster akur dengan perintah partainya. Jauh-jauh hari, partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut sudah menegaskan menolak kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U20 Mei nanti.
Baca Juga: Jokowi Utus Ketum PSSI Erick Thohir Bertemu FIFA Cari Solusi Terbaik
![[Suara.com/Aldie Syaf Bhuana]](https://media.suara.com/pictures/original/2023/03/29/19505-infografis-menolak-timnas-israel-piala-dunia-u20.jpg)
Selasa 21 Februari lalu, Ketua bidang Keagamaan dan Kepercayaan kepada Tuhan DPP PDIP Hamka Haq menegaskan, penolakan itu sesuai prinsip perjuangan Bung Karno yang diadopsi partainya.