Suara.com - Nama politisi PDIP sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu digadang-gadang sebagai salah satu kandidat terkuat di Pilpres 2024. Buktinya, nyaris semua lembaga survei mengunggulkan nama Ganjar.
Terkini, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dalam simulasi tiga nama calon presiden yang mereka tanyakan kepada responden, nama Ganjar Pranowo berada di posisi teratas.
"Ganjar Pranowo mendapatkan suara 36,8 persen, lalu disusul Prabowo Subianto dengan 27,0 persen, dan Anies Baswedan 26,8 persen," ujar Burhanuddin saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Surnas Terbaru’ dipantau dari kanal YouTube Indikator Politik Indonesia sebagaimana dilansir Antara, Minggu (26/3/2023).
Dalam simulasi, ada 9,4 persen responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab apabila disodorkan ketiga nama itu.
Adapun Ganjar Pranowo yang kini masih menjadi Gubernur Jawa Tengah itu juga unggul dalam simulasi lain yang diadakan Indikator Politik Indonesia.
Jajak pendapat Indikator kali ini dilakukan dalam dua periode. Survei dilakukan pada periode Februari dan Maret 2023. Pada periode pertama, survei dilakukan pada 9-16 Februari dengan 1.220 responden.
Periode kedua, jajak pendapat berlangsung pada 12-18 Maret dengan menempatkan 800 responden. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Pada periode pertama, asumsi metode simple random sampling dengan responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan, pada periode kedua memiliki toleransi kesalahan sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Nasib Ganjar Belum Jelas
Baca Juga: Serikat Pekerja Nasional Cabang Morowali Deklarasi Dukungan untuk Ganjar, Ini Alasannya
Meski selalu moncer di hasil survei capres, sejatinya nasib Ganjar Pranowo masih samar, apakah bakal diusung jadi capres atau tidak. Modal besar moncer di survei lantas tak membuat Ganjar jadi anak emas partainya, PDIP.
Bahkan apesnya, pada akhir 2022 lalu, Ganjar sempat dijatuhi sanksi oleh PDIP karena pengakuannya soal siap maju jadi capres.
Sebagaimana diketahui, berulang kali elite PDIP menegaskan, perihal capres merupakan kewenangan Megawati Soekarnoputri, penguasa tertinggi di PDIP.
Mau tak mau, Ganjar harus tunduk pada aturan ini. Nasib Gubernur Jawa Tengah itu pun berada di bawah kuasa mutlak Mega.
Peluang Diusung Partai Lain
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Asrinaldi mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berpeluang mengusung Ganjar Pranowo maju di Pilpres 2024 apabila tidak diusung PDIP.
"Kalau PDIP sudah deklarasi dan bukan Ganjar yang diusung, maka aman dan KIB akan mendeklarasikan itu (Ganjar)," kata Asrinaldi sebagaimana diwartakan Antara, Rabu pekan lalu.
Artinya, saat ini KIB yang terdiri atas Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hanya menunggu partai besutan Megawati Soekarnoputri itu untuk mendeklarasikan calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Dari kaca mata politik, dosen Unand tersebut menyakini KIB sengaja dibentuk untuk menyiapkan calon presiden potensial yang tidak mendapatkan dukungan dari partai untuk bertarung di pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Itu (KIB) kendaraan untuk orang-orang yang disiapkan Pak Jokowi, saya memahaminya seperti itu," kata Asrinaldi.
Oleh karena itu, katanya, hingga kini KIB tak kunjung mendeklarasikan nama calon presiden yang akan diusung karena masih menunggu sikap PDIP mengusung Puan Maharani atau Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Menurut dia, jika akhirnya PDIP mengusung Puan Maharani, maka tidak ada beban bagi Ganjar Pranowo. Sebaliknya, jika Ganjar terlebih dahulu mendeklarasikan diri atau dideklarasikan maju pada Pilpres 2024 maka bisa "blunder".
"Jadi kuncinya ada di PDIP, apakah akan membawa Ganjar dalam deklarasi itu sebagai calon presiden atau melepaskan Ganjar," katanya.
Terkait siapa nama yang bakal diusung PDIP, Asrinaldi berpandangan hal itu bisa menjadi sebuah pilihan dilematis karena dua nama yang digadang-gadang bakal maju, yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas yang berbeda jauh.