Membaca 2 Skenario Besar Yang Memungkinkan Golkar Gabung Koalisi Anies Di 2024

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 27 Maret 2023 | 08:48 WIB
Membaca 2 Skenario Besar Yang Memungkinkan Golkar Gabung Koalisi Anies Di 2024
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan penjelasan mengenai agenda buka bersama yang dihadirinya di NasDem Tower pada Sabtu (25/3/2023). [Suara.com/Yaumal]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehadiran Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di acara buka puasa bersama di markas Partai NasDem pada Sabtu (25/3/2023) memantik spekulasi baru. Apalagi, Airlangga sempat menyebut adanya koalisi besar hingga nostalgia dengan NasDem.

Spekulasi pun bermunculan, paling kuat adalah adanya sinyal dari Ketum Golkar bisa bergabung dengan Koalisi Perubahan yang didukung NasDem, PKS dan Demokrat yang kebetulan baru saja menandatangani piagam koalisi.

Saat hadir ke NasDem Tower, Airlangga Hartarto sempat menyinggung soal koalisi besar. Ia menyebut, dengan terbentuknya koalisi besar, maka akan sangat menguntungkan.

"Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia," ujar Airlangga.

Baca Juga: Survei Terkini Indikator Politik: Prabowo Menguat, Anies-Ganjar Melemah

Airlangga juga sempat menyebut serasa bernostalgia saat menghadiri acara buka bersama yang digelar Partai Nasdem itu. Dia mengaku, saat buka bersama tersebut seperti mengenang masa-masa indah bersama Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla saat masih bersama di Golkar.

"Seperti di masa-masa yang lalu, jadi tentu banyak hal yang kita bicarakan. Tadi juga hadir Pak Yusuf Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 yang juga Ketua Umum Partai Golkar dan pada waktu itu dewannya adalah pak Surya Paloh. Jadi kita mengingat masa-masa indah," ujar Airlangga.

Dengan pertemuan itu, Airlangga berharap hubungan NasDem dan Golkar terus terjalin.

"Ke depan berharap hubungan Partai Nasdem dan Partai Golkar selalu terjalin. Dan kebetulan Partai Golkar sebagai salah satu partai paling tua, tentu harus terbuka terhadap seluruh partai yang ada," katanya.

Ditegaskannya, antara Golkar dan NasDem sudah tidak memiliki sekat, hal itu dibuktikan dengan silaturahmi buka bersama yang dihadirinya.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Sebut-sebut Koalisi Besar Saat Buka Puasa Bersama Ketum NasDem-Demokrat, Sinyal Bergabung?

Diketahui, acara buka puasa bersama di markas Partai NasDem itu juga dihadiri Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi, Wakil Ketua Umum PPP Rusli Effendi hingga Jusuf Kalla.

2 Skenario Golkar Bisa Gabung Koalisi Anies

Sementara itu, pengamat politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam memandang, acara buka puasa bersama di NasDem Tower yang dihadiri Airlangga Hartarto bisa dipilah atau dilihat dalam dua elemen.

Pertama, pertemuan internal Koalisi Perubahan yang sudah klir terbuka menandatangani Piagam Koalisi, hal itu menjadi penegasan adanya sebuah konsolidasi ulang tiga partai yakni NasDem, PKS dan Demokrat.

"Kemudian kedua adalah ketika ada Ketum Golkar dan perwakilan dari PPP yang hadir, maka itu berpotensi bisa dibaca menjadi upaya komunikasi tingkat lanjut," ujar Ahmad Khoirul sebagaimana dipantau dalam tayangan di kanal Youtube CNN Indonesia, Minggu (26/3/2023).

Menurut Ahmad, komunikasi yang dilakukan Golkar memungkinkan hal itu terjadi. Terutama jika ada dua hal. Pertama, ada manuver yang dilakukan oleh PAN dan PPP di luar kendali Golkar.

"Ketika PAN dan juga PPP memunculkan narasi Ganjar-Erick dan kemudian Ganjar-Sandi, maka seolah-olah kemudian itu menjadi warning bagi Golkar sendiri untuk mengatur ulang skema koalisi, karena yang diharapkan Golkar tentu sesuai amanat Munas tentu memunculkan Pak Airlangga sebagai kontestan baik capres maupun cawapres di Pilpres 2024 mendatang," tutur Ahmad.

Maka, kata dia, yang bisa dilakukan oleh Golkar dengan tidak disiplinnya PAN dan PPP, maka perlu ada penjajakan dan komunikasi untuk membuka ruang potensi koalisi baru. Sehingga membuka kemungkinan ada alternatif ke depan.

Kemudian kedua, menurut Ahmad, terkait basis data. Di mana dari sejumlah survei, ada kecenderungan, meski tidak mayoritas tetapi cukup besar, basis pemilih loyal Golkar justru memilih Anies Baswedan.

"Tentu hal ini perlu didiskusikan bahkan diperdebatkan," kata Ahmad.

Ahmad berasumsi yang menyebabkan itu adalah banyaknya aktivis dari Golkar termasuk dalam struktur Golkar, mereka berasal dari jaringan HMI. Oleh karena itu, KAHMI sendiri menjadi elemen yang cukup lengkap memberikan dukungan kepada Anies, dan besar kemungkinan kemudian termanifestasikan kepada sel-sel politik yang berada di dalam struktur Golkar itu sendiri.

"Pertanyaannya sekarang, apakah Golkar mau menerima menjadi sebagai partai pendatang. Karena bagaimanapun juga piagam Koalisi Perubahan sudah ditandatangani tiga partai. Kalau kemudian masuk, maka Golkar sifatnya menjadi makmum, nah dari Golkar selama ini berusaha menjadi imam, apakah kemudian ini Golkar siap menjadi makmum dalam konteks koalisi, kita cermati ke depan," tutur Ahmad.

Respons Golkar

Masih dalam diskusi yang sama di kanal Yotube CNN Indonesia, Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, menjadi sesuatu yang wajar Ketum Golkar memenuhi undangan di bulan Ramadan yang penuh berkah. Apalagi di acara itu hadir sosok senior Golkar yakni Jusuf Kalla.

Terkait apakah ada komunikasi politik selain sekadar berbuka puasa bersama antara Airlangga dengan Koalisi Perubahan. Doli memandang pertemuan itu masih dalam koridor yang disepakati dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Ia memaparkan sesama anggota KIB sudah saling sepakat membangun kebersamaan untuk visi Indonesia lima tahun ke depan. Kemudian sepakat saling menghargai kedaulatan masing-masing partai, termasuk di dalamnya setiap partai politik bisa membangun komunikasi dengan elite manapun dari parpol manapun.

Ketiga adalah kesepakatan tentang siapa paket capres-cawapres yang kemudian bakal dibicarakan secara bersama-sama.

"Ini pertemuan (Airlangga di NasDem Tower) menurut saya masih dalam koridor kesepakatan tadi," ucap Doli.

Lantas apakah Golkar tertarik ke koalisi Anies?

"Kan kita sekarang, yang kita punya adalah KIB, tentu kita berharap koalisi ini makin besar, makin bagus, terus berupaya mengundang parpol lain bisa bergabung, itu yang dimaksud koalisi besar," jawab Doli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI