Suara.com - Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menempati elektabilitas tertinggi sebagai cawapres.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa di bawah Ridwan Kamil ada Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Erick Thohir yang selisihnya tidak jauh.
”Ridwan Kamil peringkat pertama. Tapi, selisihnya tidak terlalu jauh dibanding Sandi, AHY, dan Mas Erick,” ujarnya saat memaparkan hasil survei "Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Surnas Terbaru" melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu (26/3/2023).
Hasil survei yang diumumkan kepada publik pada 26 Maret 2023 ini menunjukkan bahwa elektabilitas Ridwan Kamil sebagai cawapres masih lebih tinggi dari kandidat lain meski mengalami penurunan.
Baca Juga: Ridwan Kamil Roasting Kiky Saputri, Senggol Masalah BLACKPINK
Survei tersebut dilaksanakan pada Februari dan Maret 2023. Ridwan Kamil dinilai paling pantas menjadi cawapres dalam survei tersebut.
Ia unggul dalam survei dengan simulasi 18 nama, simulasi 8 nama, dan simulasi 5 nama.
Dalam ketiga simulasi, elektabilitas politisi Partai Golkar itu selalu berada di atas 20 persen. Ridwan Kamil unggul dari nama-nama lain, seperti Sandiaga Uno, AHY, dan Erick Thohir yang elektabilitasnya di bawah 20 persen.
Pada simulasi lima nama cawapres, responden yang memilih Ridwan Kamil sebagai cawapres juga yang tertinggi.
Rinciannya adalah 22 persen responden menilai RK paling pantas jadi cawapres, 17,6 persen memilih Erick Thohir, 17,2 persen memilih AHY, dan 16,3 persen memilih Sandi Uno.
Baca Juga: Elektabilitas Erick Thohir Naik, Waketum PPP Beberkan 4 Penyebabnya
Jajak pendapat Indikator kali ini dilakukan dalam dua periode. Survei dilakukan pada periode Februari dan Maret 2023. Pada periode pertama, survei dilakukan pada 9-16 Februari 2023 dengan 1.220 responden. Periode kedua, jajak pendapat berlangsung pada 12-18 Maret 2023 dengan menempatkan 800 responden.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Pada periode pertama, asumsi metode simple random sampling dengan responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan, pada periode kedua memiliki toleransi kesalahan sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. [ANTARA]