Jika dianalisa satu per satu berdasarkan statement para tokoh di partai tersebut: pertama adalah PDIP. Sebagai partai pemenang Pemilu 2019, berat rasanya bagi PDIP ingin bergabung dengan Koalisi Perubahan.
Apalagi selama ini para elite partai 'banteng' itu selalu menegaskan bahwa mereka memiliki capres sendiri. Termasuk juga menegaskan bahwa capres PDIP adalah dari kader partai, bukan orang luar.
Bagaimana dengan Gerindra? Seperti PDIP, Gerindra sejak jauh-jauh hari telah menegaskan bahwa mereka bakal kembali mengusung sang ketua umum Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Wakil Ketua Dewan Pembinan Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, bahwa mengusung kembali Prabowo jadi capres adalah keputusan mutlak.
"Prabowo jadi calon presiden adalah keputusan mutlak," tegas Hashim saat acara deklarasi Prabowo Mania 08 di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/3/2023).
Dengan penegasan ini tentu sangat kecil atau bahkan tak ada kemungkinan bagi Prabowo menjadi cawapres Anies.
Lalu bagaimana dengan PKB? Partai ini adalah 'konco' Partai Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang diteken pada Agustus 2022 lalu.
Memang koalisi ini sampai saat ini belum menentukan siapa sosok capres/cawapres. Namun bila melihat rekam jejak, koalisi ini masih terlihat 'akur-akur' saja.
Gagasan Koalisi Besar
Baca Juga: 6 Poin Piagam Kerja Sama Koalisi Perubahan dan Persatuan Deklarasi Dukungan untuk Anies
Lalu ada Partai Golkar, PAN dan PPP. Ketiga partai ini tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Sama dengan koalisi Gerindra-PKB, koalisi ini sampai sekarang juga belum menentukan siapa sosok capres/cawapres yang bakal diusung.