Anies Dilabeli Isu Politik Identitas, Koalisi Perubahan Harus Kerja Ekstra Agar Diterima di NTT

Selasa, 14 Maret 2023 | 13:00 WIB
Anies Dilabeli Isu Politik Identitas, Koalisi Perubahan Harus Kerja Ekstra Agar Diterima di NTT
Ilustrasi Anies Baswedan. (Suara.com/Iqbal Asaputro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona menilai Koalisi Perubahan harus kerja keras supaya calon presiden yang diusung, Anies Baswedan bisa diterima dan didukung mayoritas masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Pilpres 2024 mendatang.

"Koalisi perubahan butuh kerja sangat keras di NTT agar Anies Baswedan bisa diterima dan dipilih publik di NTT karena isu politik identitas yang masih mengakar di persepsi publik," katanya saat dihubungi pada Selasa (14/3/2023).

Menurutnya, isu politik identitas yang dilabelkan pada Anies menjadi batu sandungan bagi Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat, dan PKS. Isu itu harus dibersihkan dari persepsi publik di NTT.

Ia menilai label itu melekat di memori masyarakat NTT karena isu politik identitas yang dimainkan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu dan rivalitas yang melibatkan partai-partai nasionalis dengan partai-partai kanan yang menjual isu identitas.

Baca Juga: Ngaku Dekat dengan Golkar sama Seperti Klaim PKB, Gerindra soal Koalisi: Tunggu Kabar Baiknya Saja Lah

Bataona menilai bahwa masyarakat NTT secara natural lebih dekat dengan partai-partai nasionalis karena postur dan konfigurasi masyarakat NTT adalah multikultur.

"Inilah alasan masyarakat tidak suka pada isu politik identitas dan praktek politik identitas dalam model apa pun," lanjutnya.

Lebih lanjut, Bataona menjelaskan bahwa secara kulturan dan psikologis mayoritas masyarakat NTT sulit untuk mendukung Anies. Hal itu karena tingkat kesukaan dan penerimaan masyarakat NTT pada Koalisi Perubahan lebih rendah dibadingkan terhadap KIB, KIR, dan PDIP.

Pemilih di NTT secara kultural dan psikologis, kata dia, berbeda karakternya dengan pemilih di daerah lain seperti Jakarta, Banten, atau Jawa Barat. Perbedaan karakter secara kultural nilah yang akan membuat jualan capres Koalisi Perubahan tidak mudah diterima di NTT.

Karena itu, Koalisi Perubahan harus bekerja keras dan mencari format-format isu kampanye yang rasional dan masuk akal sebagai antitesis dari pelabelan isu politik identitas pada Anies Baswedan.

Baca Juga: Anies Baswedan Tampil di TV Australia Bahas Politisasi Agama di Indonesia

Bataona mengatakan, meskipun demikian, pilpres akan berbeda dengan pemilihan legislatif (pileg). Meskipun bersamaan tapi figur-figur yang diusung partai-partai Koalisi Perubahan akan tetap dipilih masyarakat.

"Karena masyarakat akan melihat rekam jejak juga kedekatan figur-figur tersebut dengan masyarakat. Sehingga efek dukungan figur presiden tidak 100 persen men-downgrade posisi partai Koalisi Perubahan terutama Nasdem dn Demokrat di NTT," katanya. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI