Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim mengatakan, bahwa bakal calon presiden dari partainya yakni Anies Baswedan akan meneruskan hal-hal baik yang ada di era kepemimpinan Presiden Jokowi hingga presiden terdahulu.
Menurutnya, Anies bakal melakukan apa yang disebut keberlanjutan dan perubahan jika menjadi presiden di 2024 nanti.
Hal itu disampaikan Hermawi menanggapi PDIP yang mengaku ragu jika Anies menjadi presiden akan melakukan keberlanjutan apa yang sudah dikerjakan Presiden Jokowi.
"Perubahan itu sebuah keniscayaan. Anies sudah berkali-kali mengatakan bahwa akan melaksanakan apa yang disebut dengan 'keberlanjutan dan perubahan'," kata Hermawi kepada wartawan, Rabu (1/3/2023).
Baca Juga: Anies Disebut Antitesa Jokowi, PKS: Lupakan Omongan Hasto PDIP, Cuma Gangguin Kami Saja!
"Meneruskan hal-hal yang baik buat rakyat, bukan hanya yang ada di zaman Jokowi tapi juga di zaman semua presiden yang pernah ada di Indonesia," sambungnya.
Ia justru meminta bukti soal Anies disebut tak melanjutkan program-program Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Saya minta bukti mana yang dimaksud dengan program DKI Jokowi yang dirubah atau tidak dilanjutkan oleh Anies," ujarnya.
Kata dia, segala hal yang berbasis dengan Undang-Undang tentu akan dilanjutkan oleh Anies. Terlebih jika menjadi presiden nanti akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN).
"Segala yang berbasis per UU-an tentu akan tetap dilanjutkan bukan hanya oleh Anies tapi oleh siapapun yang terpilih jadi presiden," imbuhnya.
Tudingan PDIP
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan atau PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya tidak akan berkoalisi atau bekerja sama dengan partai-partai yang mengusung bakal calon presiden jadi antitesis Presiden Jokowi. Partai yang dimaksud yakni NasDem, PKS dan Demokrat.
Ia memastikan memang di Pilpres 2024 PDIP akan berkoalisi dengan partai lain selain NasDem, PKS dan Demokrat.
"Bergabung dengan koalisi itu maksudnya bergabung dengann koalisi yang tidak mengusung antitesa pak Jokowi sehingga kami jelas berbeda dengan Nasdem, Demokrat, PKS yang telah mengusung bapak Anies Baswedan," kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Hasto mengatakan, PDIP akan bekerja sama dengan partai-partai lain dan kemudian mendorong semangat gotong royong. Soal urusan capres-cawapres nanti akan dilakukan dialog.
"Nanti dialognya siapa capres dan cawapres karena PDIP Perjuangan adalah pemenang pemilu kemudian ditinjau dari persepsi publik rakyat juga memberikan dukungan kepada PDI Perjuangan kami mengucapkan terimakasih," tuturnya.
"Kemudian pak Jokowi juga kader PDI perjuangan tentu saja kami akan mendorong dialog-dialog itu dan keputusan ada di tangan ibu ketua umum," sambungnya.
Ia pun menjelaskan, mengapa PDIP tegas tidak akan bergabung berkoalisi dengan NasDem, PKS dan Demokrat, yakni karena faktor antitesa Jokowi. Terlebih karena melihat sosok Anies selama menjadi Gubernur DKI Jakarta juga banyak tidak melanjutkan program Gubernur sebelumnya.
"Karena kita lihat dari Jakarta tidak ada kesinambungan ini Mas Jarot saksinya, mana ada kesinambungan. Dari Gubernur ya saja udah antitesa banyak kebijakan Pak Jokowi yang tidak dilanjutkan apalagi nanti kebijakan-kebijakan untuk yang lebih besar karena politik ini dimulai dari hal yang lebih kecil," pungkasnya.