Suara.com - Politisi PDIP, Ruhut Sitompul ikut mengomentari safari politik Anies Baswedan keliling Indonesia yang bisa berpeluang menghasilkan banyak utang.
Melalui akun Twitter miliknya, Ruhut mengajak masyarakat Indonesia tetap waspada terhadap potensi utang yang bisa saja dibuat Anies Baswedan gara-gara keliling Indonesia.
"Mari kita rakyat Indonesia tercinta tetap waspada," kata Ruhut seperti dikutip Suara.com, Senin (27/2/2023).
Ruhut menyinggung soal Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu yang disebutnya juga dipenuhi dengan utang.
Baca Juga: NasDem Bakar Uang Terus Buat Ongkos Keliling Indonesia, 'Anies Baswedan Enggak Punya Duit!'
Hal ini terungkap setelah terungkapnya kabar utang dana kampanye sebesar Rp 50 miliar Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat memperebutkan kursi DKI Jakarta 1.
"Faktanya juga waktu di DKI penuh dengan utang," sindir Ruhut.
Sebelumnya, saat diundang dalam podcast bersama Merry Riana belum lama ini, Anies memberikan klarifikasi atas dana kampanye Rp 50 miliar yang membuat geger.
Ia menjelaskan bahwa dana tersebut berasal dari pihak ketiga, bukan uang milik Sandiaga Uno.
Mereka memiliki kesepakatan uang tersebut tidak perlu dikembalikan jika Anies dan Sandi menang di Pilkada. Ternyata mereka memenangkannya.
Baca Juga: Yakin Dukungan ke Anies Bawa Angin Segar, PKS Targetkan 15 Persen Kursi di Parlemen Pada 2024
"Yang menjambret Pak Sandi. Jadi uangnya bukan dari Pak Sandi. Itu ada pihak ketiga yang mendukung," kata Anies.
Di sisi lain, Sandiaga mengaku tidak mempermasalahkan uang Rp 50 miliar tersebut. Ia mengaku tetap menganggap Anies sebagai sahabatnya.
Bahkan, Sandi sudah melakukan sholat istikharah untuk mengikhlaskan dana yang tak sedikit tersebut.
"Setelah saya shalat istiqharah, setelah menimbang dan berkoordinasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai utang itu," ujar Sandiaga.
Kader NasDem Akbar Faisal sempat mempublikasikan isi dokumen perjanjian dana kampanye Anies di era Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Dalam perjanjian tersebut, awalnya tertulis sebesar Rp 30 miliar, lalu pinjaman kedua sebesar Rp 20 miliar dan ketiga sebesar Rp 42 miliar total utang sebesar Rp 92 miliar.