Ketum Gelora Anis Matta Tawarkan Koalisi Rekonsiliasi: Koalisi Yang Ada Saat Ini Hanya Munculkan Polarisasi

Senin, 27 Februari 2023 | 10:06 WIB
Ketum Gelora Anis Matta Tawarkan Koalisi Rekonsiliasi: Koalisi Yang Ada Saat Ini Hanya Munculkan Polarisasi
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Partai Gelora]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta mengusulkan adanya pembentukan koalisi baru, yakni Koalisi Rekonsiliasi. Ia menilai koalisi yang ada saat ini hanya memperdalam polarisasi di masyarakat dan mengancam keutuhan bangsa.

"Partai Gelora ingin menawarkan konsep tentang format koalisi baru tidak seperti yang sekarang ini. Koalisi ini saya sebut sebagai format Koalisi Rekonsiliasi," kata Anis Matta dalam keterangannya, dikutip Senin (27/2/2023).

Anis menjelaskan, dengan format Koalisi Rekonsiliasi tersebut, presiden yang terpilih di 2024 diharapkan mampu mengkonsilidasikan seluruh pemimpin nasional, sehingga dapat membawa Indonesia menjadi superpower baru di dunia.

"Langkah pertama pemimpin Indonesia, yaitu presiden yang akan datang harus bisa mengkonsolidasi seluruh elite komponen nasional baik itu elite politik, militer, ekonomi, para pemimpin sosial, para pemimpin agama, para pemimpin informal, para akademisi dan para pemikir. Ini semuanya harus dikonsolidasi dalam satu arah baru atau babak sejarah baru bagi Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: Serahkan Pemilihan Cawapres ke Anies, PKS Tak Masalah Jika yang Dipilih Tokoh di Luar Koalisi

Selain itu, kata dia, Koalisi Rekonsiliasi dapat mendorong satu semangat persatuan, kesatuan dan keutuhan bangsa dan masyarakat. Sementara koalisi yang ada kekinian, kata dia, hanya akan memperdalam polarisasi yang ada di masyarakat dan mengancam keutuhan sebagai bangsa.

"Saya mengusulkan ide tentang format Koalisi Rekonsiliasi, karena format koalisi yang ada sekarang ini justru memperdalam polarisasi yang ada di masyarakat dan mengancam keutuhan kita sebagai bangsa. Ini waktunya kita mendorong satu semangat persatuan dengan menggagas ide tentang Koalisi Rekonsiliasi," papar dia.

Di sisi lain, Anis menilai, dinamika politik jelang Pilpres 2024, masih penuh ketidakpastian, meskipun ide tentang presiden tiga periode atau penundaan Pemilu 2024 sudah tidak ada lagi.

Menurutnya, belum ada satupun calon presiden yang sudah secara resmi benar-benar mendapatkan dukungan penuh dan solid. Untuk itu, kata dia, koalisi yang sudah terbentuk terancam bubar di tengah jalan dan akan mengalami perubahan besar secara signifikan.

"Belum ada koalisi yang solid dan calon presidennya mendapatkan dukungan penuh. Bisa jadi semua situasi ini bubar. Dan saya yakin format koalisi yang sekarang ini, yang sepertinya akan terbentuk, masih akan mengalami perubahan-perubahan besar di beberapa bulan ke depan. Jadi, semuanya serba tidak pasti," ujarnya.

Baca Juga: PKS Belum Mau Safari Politik Bareng Anies Sebelum Deklarasi Bersama Koalisi Perubahan

Terakhir ia mengatakan, untuk menjadikan Indonesia sebagai superpower baru dibutuhkan pemimpin yang memahami narasi satu arah baru Indonesia.

"Saya sudah menulis tentang hal ini, dalam buku saya Gelombang Ketiga yang saya tulis tahun 2013 lalu. Saya katakan dalam buku itu, Indonesia akan mengalami tiga gelombang. Gelombang pertama, menjadi Indonesia, gelombang kedua menjadi negara dan bangsa yang modern dan kuat. Dan gelombang ketiga menjadi salah satu kekuatan yang memimpin dunia," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI