Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, pihaknya tidak memiliki motif elektoral terkait sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perkara sistem pemilu terbuka atau tertutup. Apapun keputusannya, PDIP siap hadapi sistem pemilu terbuka atau pun tertutup.
Hal itu disampaikan Hasto usai ditanya awak media mengenai pihak yang menyebut, jika sistem pemilu proporsional tertutup akan terjadi stagnansi politik. PDIP sendiri memang mendukung sistem pemilu proporsional tertutup.
"Bukan pertimbangan untuk meng-upgrade perolehan suara melalui sistem pemilu. Karena kalau soal pemilu, rakyat lah yang menentukan," kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Hasto lantas menyampaikan pendapat sejumlah pakar mulai dari Prof Mahfud MD, Prof Jimly Asshiddiqie, Prof Hamdan Zoelva dan beberapa akademisi yang melihat secara jernih dari proporsional terbuka terkait dengan kapitalisasi kekuasaan, aspek-aspek elektoral yang hanya dikedepankan.
Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Teratas di Survei Litbang Kompas, Sekjen PDIP: Buah dari Kaderisasi
"Pembajakan kader-kader yang populer antarpartai kemudian juga aspek kualitas. Ya maka PDI Perjuangan lebih percaya pada kajian para akademisi ini," ungkapnya.
"Mereka (para profesor hukum itu) digerakkan oleh kebenaran akademisi di dalam melihat fenomena dan akar dari persoalan yang muncul akibat penerapan sistem propirsional terbuka," sambungnya.
Sementara di sisi lain, Hasto mengatakan, PDIP pada prinsipnya pada posisi siap dengan sistem terbuka ataupun tertutup.
Terlebih PDIP, kata dia, PDIP pada posisi bukan pihak yang memiliki legal standing untuk mengajukan Judicial Review di Mahkamah Komstitusi (MK).
"Jadi lebih baik kita serahkan pada keputusan Mahkamah Konstitusi. Dengan sikap kenegarawanannya untuk kepentingan bangsa dan negara. Kita tunggu keputusan dari MK tersebut. Dan PDI Perjuangan siap menerima apapun keputusan dari Mahkamah Konstitusi," tuturnya.
Kendati begitu, Hasto menilai bahwa sistem proporsional tertutup akan membawa kemanfaatannya bagi masa depan bangsa dan negara untuk mencari calon-calon yang terbaik.
"Kita mencari calon presiden yang terbaik, maka proporsional tertutup jauh lebih memungkinkan bagi partai untuk merekrut tokoh-tokoh akademisi, tokoh-tokoh yang memiliki kepakaran sesuai pembagian setiap komisi, tokoh-tokoh yang memahami aspek politik, pertanian untuk Indonesia yang berdaulat," katanya.