Suara.com - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin menilai Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang kerap salah menyebut dirinya bakal jadi Gubernur DKI Jakarta merupakan bentuk kesengajaan.
Menurutnya, Ridwan Kamil sengaja melakukannya agar mendapatkan pemberitaan yang masif supaya mengaitkan dirinya dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2024.
Apalagi, isu mengenai dirinya bakal dimajukan merebut kursi DKI satu itu sudah menarik perhatian masyarakat.
"Bisa jadi itu sengaja ya Ridwan kamil untuk mendapatkan pemberitaan yang masif," ujar Ujang saat dikonfirmasi, Selasa (21/2/2023).
Baca Juga: Ridwan Kamil Bakal Minta Keterangan dari Bupati Indramayu Usai Bertemu Lucky Hakim
Namun, Ujang menilai Ridwan Kamil akan sulit menang jika nekat maju dalam Pilkada DKI 2024. Menurutnya, akan jauh lebih memungkinkan kemenangannya, jika kembali berkontestasi dalam Pilkada Jawa Barat 2024.
"Di Jakarta akan sulit dan berat, belum tentu menang Ridwan Kamil itu. Tapi kalau di Jawa Barat, potensi menangnya tinggi karena dia kan incumbent," ucapnya.
Selain itu, Golkar juga belum tentu mengusung Ridwan Kamil sebagai Cagub DKI karena harus melakukan penghitungan politik yang matang. Apalagi, sejauh ini kader yang digaungkan akan maju dalam Pilkada DKI adalah Ahmad Zaki selaku Ketua DPD Golkar DKI.
"Jadi harus dihitung dengan matang karena pernyataan Ridwan Kamil itu kode keras atau bukan ya saya sih melihatnya itu bagian dari trik strategi pemberitaan saja," ujarnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil salah menyebut dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Momen itu ini terjadi saat Ridwan Kamil menyampaikan sambutan ketikat acara penandatanganan kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dengan Pemprov DKI di Gedung Sate, Bandung, Jumat (17/2/2023).
Baca Juga: Didoakan Ridwan Kamil Maju Jadi Cagub Jabar, Menengok Jejak Uu Ruzhanul Ulum di Pemerintahan
Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil menandatangani kesepakatan bersama antara Pemprov DKI, Pemprov Jabar dan Pemkot Bekasi tentang Dukungan Pembangunan Angkutan Umum Massal Perkotaan, Mass Rapid Transit Koridor Timur-Barat (MRT East-West) (Cikarang-Jakarta-Balaraja) fase 1-Stage 1 (Tomang - Medan Satria).
Dalam sambutannya, Ridwan Kamil menyinggung soal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang memakan waktu lama. Pasalnya, saat peletakan batu pertama, alias groundbreaking ia masih berstatus Wali Kota Bandung.
Nantinya, ketika kereta cepat itu bakal beroperasi bulan Juni 2023 mendatang, ia sudah berganti jabatan menjadi Gubernur Jawa Barat. Namun, Politisi Golkar ini malah salah menyebut dirinya sebagai Gubernur DKI.
"Groundbreaking-nya saya Wali Kota, Gubernurnya Pak Ahok, saya masih ingat di Walingi (lokasi groundbreaking) nanti Juni, saya jadi Gubernur DKI, eh Jakarta, ehh Jawa Barat," ujar Ridwan Kamil di lokasi.
Dalam acara itu, hadir juga Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono yang ikut menandatangi kesepakatan tersebut. Ridwan Kamil mengaku salah sebut lantaran salah fokus karena bertemu orang nomor satu di DKI dan belum sarapan.
"Belum sarapan, Pak Heru hehehe. Mata saya ke Pak Heru terus, jadi di otak saya DKI, DKI, DKI. Mohon maaf, pak. Tandanya saya sangat menghormati Pak Heru. Top of mind saya Pak Heru hari ini. WA (chat WhatsApp) istri saya (sampai) belum saya balas," ucapnya.
Tak hanya sekali, Ridwan Kamil juga salah saat menyebut tahap satu fase satu MRT East-West yang dibangun di Tomang sampai Medan Satria. Namun, ia malah menyebutnya Medan Merdeka.
Diketahui, kantor Gubernur DKI, Balai Kota berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.
"Khusus yang MoU, kita di tahap satu ini sampai Medan Merdeka ya kira-kira begitu, eh Medan Satria, duh salah lagi. Salah wae, maaf ya," katanya.