Suara.com - Dua mantan Presiden RI yaitu Megawati Soekarnoputri dan SBY alias Susilo Bambang Yudhoyono dikenal memiliki hubungan yang kurang hangat. Lantas, bagaimana awal mula permusuhan Megawati dan SBY ini terjadi? Berikut ini ulasannya.
Diketahui permusuhan antara Megawati dan SBY sudah menjadi rahasia publik. Keduanya akan semakin memanas saat mendekati momen tertentu, khususnya Pemilu atau Pilpres (Pemilihan Presiden).
Adapun awal mula hubungan Megawati dan SBY ini tidak lagi hangat saat momentum Pilpres 2004. Sejak saat itu, dua mantan orang nomor satu di Indonesia tersebut merenggang. Mereka berdua saling 'Perang Dingin'.
Nah untuk lebih jelasnya, mari simak berikut ini awal mula permusuhan Megawati dan SBY yang dilansir dari suara.com.
Baca Juga: Video Megawati Ngaku Perempuan Unik di Indonesia Disorot Warganet: Langit Tak Perlu Menjelaskan
Awal Mula Permusuhan Megawati dan SBY
Sebenarnya, perseteruan Megawati dan SBY bisa dibilang berawal dari insiden Kuda Tuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli). Pada saat itu, PDIP yang masih menggunakan nama PDI tengah menjadi target atas kerusuhan yang dilakukan oknum partai seberang. Bahkan pada saat itu, kantor DPP PDI juga sempat jadi sasaran massa yang terlibat.
Pada kala itu, SBY dituduh terlibat dalam insiden kerusuhan tersebut, yang mana ini menjadi memori pahit bagi kader PDI yang pada akhirnya mengubah namanya menjadi PDIP atau PDI Perjuangan.
Meski demikian, pada saat itu Megawati yang masih menjabat sebagai presiden RI periode 2001-2004 menunjuk SBY sebagai Menko Polkam (Menteri Koordiantor Bidang Politik dan Keamanan).
Namun, SBY menjabat sebagai Menko Polkam tak berlangsung lama. SBY memutuskan mengundurkan diri. Usai SBY mengundurkan diri, isu pun mulai beredar yang menyebutkan bahwa SBY tak dihargai Megawati.
Baca Juga: Anak Khofifah Dirumorkan Nyeberang dari Demokrat ke PAN
Lambat laun, perang dingin antara Megawati dan SBY semakin panas. Puncaknya yaitu pada Pilpres 2004. Megawati dan SBY dengan partainya masing-masing berhadapan untuk memperebutkan suara rakyat. Suara SBY ungguh dari Megawati hingga tahta kepresidenan diserahkan kepada SBY, politisi Partai Demokrat.
Permusuhan antara Megawati dan SBY ini kemudian berdampak pada hubungan kedua partai. Bahkan, Hasto Kristiyanto selaku Sekjen DPP PDIP mengaku bahwa hubungan partainya dan Partai Demokrat susah untuk disatukan. Bahkan, tindakan tersebut mendekati kata mustahil.
Meruncung Hingga Kini
Terbaru, PDI Perjuangan kembali memberi respon sinis usai SBY turut mengomentari isu penggantian sistem pemilu.
Disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menurutnya, SBY sudah lupa saat dirinya dengan sengaja mengganti sistem Pemilu pada 2008 silam.
"Pak SBY kan tidak memahami jas merah. Pak SBY lupa bahwa pada bulan Desember tahun 2008, dalam masa pemerintahan beliau, justru beberapa kader Demokrat yang melakukan perubahan sistem proporsional tertutup menjadi terbuka melalui mekanisme judicial review," kata Hasto pada Minggu (19/2/2023) lalu.
Kala itu, kata Hasto, SBY merubah sistem pemilu dari terbuka menjadi tertutup hanya 4 bulan jelang pemilu. Hal ini menurutnya demi keuntungan pihaknya saja.
Kontributor : Ulil Azmi