'Musuh Persatuan Bangsa' Partai Ummat Terang-terangan Pakai Politik Identitas Agar Anies Jadi Presiden

Kamis, 16 Februari 2023 | 11:12 WIB
'Musuh Persatuan Bangsa' Partai Ummat Terang-terangan Pakai Politik Identitas Agar Anies Jadi Presiden
Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais (tengah) dan Ketua Umum (Ketum) Partai Ummat Ridho Rahmadi (kanan). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Ummat besutan Amien Rais secara terang-terangan akan mengusung politik identitas di tahun politik 2024. Strategi ini yang akan digunakan untuk memenangkan Anies Baswedan sebagai presiden RI.

Seperti diketahui, Partai Ummat baru saja mengumumkan resmi mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2023. Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menegaskan menggunakan politik identitas sebagai cara elegan untuk berpolitik.

Bahkan, Ridho juga secara gamblang menyebut akan melakukan kampanye dari masjid ke masjid secara masif.

"Ya kami partai Ummat, kami adalah politik identitas. Tanpa moralitas agama politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif," ujar Ridho.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Jhon Sitorus menilai jati diri Partai Ummat yang sesungguhnya telah dibuka. Manuver tersebut menunjukkan bahwa Amien Rais cs akan menghalalkan segala cara demi merebut kekuasaan dan memenuhi ambisi politik.

"Terima kasih telah mengakui bahwa kalian adalah bagian dari politik identitas, yang menghalalkan segala cara demi ambisi politik, yang menjadikan rumah ibadah sebagai sarana kampanye," kata Jhon.

Maksud Partai Ummat ini membuat kegiatan ibadah semakin bias. Sebab ibadah tidak lagi untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, namun menjadi sarana politik.

Jhon menegaskan, politik identitas tidak diakui dalam Pancasila. Melakukan politisasi terhadap identitas berpotensi memecah belah persaudaraan sebangsa dan setanah air.

"Kami semakin meyakini kalian (Partai Ummat) adalah musuh persatuan bangsa," ujarnya.

Menurutnya, orang-orangan yang sengaja menggunakan politik identitas adalah mereka yang miskin gagasan dan inovasi soal kebangsaan. Mereka memanfaatkan sarana paling murah, yakni agama untuk berpolitik.

Terlebih, kampanye di rumah ibadah dinilai tidak memerlukan gagasan ataupun adu program. Ia memprediksi ke depannya akan muncul pemaksaan dalil-dalil, yang penting hasrat politiknya terpenuhi.

"Yang pentuing satu agama wajib dipilih. Akan ada pemaksaan dalil-dalil untuk meyakinkan masyarakat. Agama sebagai sarana menuju tujuan (politik)," tukasnya.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI