Politik Balas Budi Jokowi Pilih Pengganti Jhonny G Plate Jadi Menkominfo

Erick Tanjung Suara.Com
Rabu, 15 Februari 2023 | 20:01 WIB
Politik Balas Budi Jokowi Pilih Pengganti Jhonny G Plate Jadi Menkominfo
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua hari lalu Presiden Joko Widodo memanggil seorang pejabat dan eks pejabat ke Istana Kepresidenan di Jakarta. Mereka datang menghadap Jokowi sendiri sendiri. Pertanda perombakan kabinet atau reshuffle segera dilakukan.

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM datang menghadap ke Istana, Senin, 13 Februari 2023. Sang Presiden meminta Teten jadi Ad Interim Menkominfo -- ancang-ancang Jhonny Plate ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung.  Plate kini tersangkut kasus dugaan korupsi pengadaan menara BTS 4G proyek Kominfo tahun 2020-2022. Sumber Suara.com di lingkaran Presiden mengakui informasi itu. 

Di hari yang sama, Jokowi juga memanggil Wishnutama Kusubandio. Sumber Suara.com menyebut Komisaris Utama Telkomsel itu ditawari kursi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menggantikan posisi anak buah Surya Paloh dari Nasdem.

Wishnu sebelumnya pernah menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2019-2020. Namun hanya bartahan setahun, ia dicopot dan jabatan itu diserahkan kepada Sandiaga Uno.

Baca Juga: Dear Pak Johnny G Plate, Baiknya Mundur Saja dari Menkominfo Jika Niat Usung Anies

Reporter Suara.com telah berupaya mengkonfirmasi langsung ke Wishnutama soal tawaran Jokowi itu. Namun hingga berita ini ditayangkan, Wishnu tak merespon panggilan telepon dan tak balas pesan singkat.

Politik Balas Budi Jokowi

Presiden Jokowi mulai melirik figur-figur untuk diplot menjadi Menkominfo gantikan Johnny G Plate, seiring Sekretaris Jenderal Partai NasDem itu diperiksa oleh Kejaksaan Agung kasus dugaan korupsi pengadaan menara BTS 4G Kominfo.

Beragam anggapan, kasus tersebut merupakan sandungan untuk Plate, tetapi menjadi jalan pembuka bagi Jokowi untuk merombak kabinet dan mempreteli menteri-menteri NasDem.

Diketahui isu reshuffle untuk mencopot menteri NasDem mulai bergulir sejak partai Surya Paloh itu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024. "Kemarin Johnny G. Plate sudah diperiksa oleh Kejaksan Agung sebagai saksi kasus BTS di kementerian yang dia pimpin. Ya bisa jadi ini bagian dari skema atau skenario Jokowi akan mengganti menteri dari NasDem," kata pengamat politik Ujang Komarudin, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga: Sudutkan Nasdem Lewat Dugaan Korupsi BTS 4G, Dikhawatirkan Jadi Bumerang bagi Jokowi

Menyusul ramai sorotan tentang pemanggilan Plate oleh Kejagung, sehari sebelumnya, Jokowi memanggil Wishnutama Kusubandio ke Istana Jakarta. Kehadiran Wishnutama itu terkait tawaran posisi Menkominfo.

Menanggapi adanya informasi itu, Ujang menilai hal itu bukan mustahil terjadi. Mengingat hubungan Jokowi dan Wishnutama memang dekat. Terlebih pendiri dan CEO salah satu televisi swasta ini kerap menangani beberapa acara kenegaraan.

Bukan cuma itu, Wishnutama diketahui merupakan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di periode kedua Jokowi, sebelum akhirnya posisinya digantikan Sandiaga Uno. "Saya melihatnya Wishnutama akan masuk. Kemungkinan akan diberikan peluang untuk bisa menjadi Menkominfo," tutur Ujang.

Ujang menilai Wishnutama juga punya kelebihan. Kelebihan ini yang bisa menjadi daya tarik, memikat hati Jokowi memilihnya kembali menjadi menteri.

Menurut Ujang, Jokowi senang dengan Wishnutama lantaran beberapa acara kenegaraan yang bersifat nasional maupun internasional sukses saat ditanganinya. "Semuanya sukses semua, Jokowi senang, happy begitu. Bahkan acara kemarin G20 di Bali, kembang api dan lain sebagainya itu besutan Wishnutama dan itu juga disanjung oleh kepala negara dari negara lain. Dan itu Jokowi merasa punya utang budi ke Wishnutama," kata Ujang.

Sementara itu, terkait posisi Wishnutama yang bukan berasal dari kader partai, melainkan kalangan profesional, hal itu dianggap tidak masalah. Memang, kata Ujang, pemilihan menteri dari kalangan partai dibutuhkan sebagai penyeimbang koalisi.

Tetapi bukan berarti menutup pintu bagi kalangan profesional untuk ikut berpartisipasi. "Baik menteri dari partai maupun profesional yang penting tidak bermasalah. Yang penting berintegritas, profesional, ahli. Dia paham terkait dengan persoalan persoalan di kementeriannya itu," terangnya.

Sedangkan Teten, Ujang memiliki pandangan lain. Teten diprediksi tidak akan didapuk menjadi Menkominfo. "Dari dua nama itu ya bisa jadi Wishnutama diberikan tempat karena Teten kan sudah menjadi Menteri UMKM, jadi bisa saja jadi menteri ad interim," kata Ujang.

Sementara soal kelebihan, Ujang melihat Wishnutama lebih mumpuni di bisang Kementerian Kominfo dibanding Teten. "Teten Masduki kelebihannya ya dekat dengan Jokowi saja karena dia mantan aktivis antikorupsi ya mungkin dekat dengan Jokowi, itu saja kelebihannya kalau Teten," ujar dia.

Sedangkan apakah skenario mengganti Plate dengan dua nama akan di atas akan berjalan, ternyata belum tentu juga.

Menurut Ujang, Jokowi tentu akan berhati-hati mengambil keputusan. Orang nomor satu di republik ini tentu akan memantau lebih dulu proses hukum yang kini sedang menyandung Plate. "Kalau ada keputusan hukum misalkan, contoh kecil mohon maaf ya, misalkan Johnny G. Plate diduga dianggap bersalah dan ditersangkakan oleh Kejagung maka di situlah peluang jokowi untuk menggantinya," jelasnya.

Tetapi selama Plate tidak ditetapkan sebagai tersangka, tentu Jokowi mau tidak mau mempertahankannya sebagai menteri. "Mungkin masih dibiarkan untuk masih tetap menjadi menteri karena untuk menjaga hubungan koalisi dengan NasDem itu, jadi kuncinya di situ," imbuhnya.

Jokowi Bersih-bersih Kabinet

Menkominfo Jhonny G Plate diperiksa Kejaksaan Agung sebagai saksi dugaan korupsi penyediaan BTS 4G.

Plate juga disebut-disebut berpeluang menjadi tersangka. Meski belakangan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejaksaan Agung, Kuntadi menyebut hal itu masih terlalu jauh dari proses penyidikan yang berjalan.

Namun kasus itu disebut menjadi momentum bagi Presiden Jokowi untuk membersihkan kader partai Nasdem dari kabinet kerja.  "Ini adalah momentum bersih-bersih (kabinet Jokowi) dari Nasdem. Persoalan karena prestasi atau politis itu bisa dicari alasannya," kata pengamat komunikasi politik, Dedi Kurnia Syah kepada Suara.com pada Rabu (15/2).

Dedi menyebut momentum bersih-bersih Nasdem dari kabinet sudah jadi agenda Jokowi. Meskipun menurutnya persoalan dugaan korupsi BTS Kominfo diduga sudah lama terjadi. "Dan itu saya kira tidak keliru, karena sebenarnya presiden tanpa momentum ini pun melakukan reshuffle sah-saha saja. Terlebih memang Kominfo sepanjang kepemimpinan Jhonny G Plate itu tidak terlalu signifikan membantu pemerintah, utamanya yang berkaitan dengan hal sifatnya komunikasi dan informasi," ujar Dedi.

Informasi yang diterima Suara.com dari lingkaran Istana Negara, ada dua nama yang menjadi kandidat pengganti Plate, yakni Wishnutama Kusubandio dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Namun, Teten dimintakan menjadi Ad Interim Menkominfo, ancang-ancang Plate dijadikan tersangka.

Dedi menyatakan, dibanding Teten, Wishnutama lebih baik menggantikan Plate sebagai Menkominfo. Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu tidak berafiliasi dengan partai partai politik manapun. "Kenapa begitu, karena di Kominfo itu asetnya sangat besar sekali, sehingga aktivitas-aktivitas politik itu bisa saja dimanfaatkan berkaitan dengan penempatan siapa yang berkuasa. Wishnutama minimal bebas dari prasangka itu," terangnya.

Sedangkan Teten Masduki, menurut Dedi, secara kinerja selama menahkodai Kementerian Koperasi dan UKM tidak ada yang signifikan dari capaian kinerjanya. "Dia juga politisi. Saya kira track record-nya juga sejauh ini tidak begitu baik dalam pandangan kinerja. Artinya biasa saja ya," kata Dedi.

"(Sedangkan Wishnutama) memiliki tanda-tanda punya pondasi yang cukup kuat. Jadi kalau pilihannya kedua itu, Wishnutama jauh lebih siap, dibanding Teten Masduki," imbuhnya.

Namun demikian, menurut Dedi, dengan melihat posisi Nasdem dari awal Jokowi menjadi presiden, seharusnya posisi Plate digantikan para anak buah Surya Paloh. "Artinya kalau mau adil, kalau Jhonny G Plate keluar karena faktor rasuah mau tidak mau yang harus meneruskan adalah kader Nasdem. Dan di Nasdem saya kira banyak sekali," katanya.

_________________

Tim liputan: Novian Ardiansyah & Yaumal Asri Adi Hutasuhut

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI