Ahli Prediksi Manuver 'Keras' Jokowi: Ber-Dramaturgi dengan NasDem Cengkeram Anies

Selasa, 14 Februari 2023 | 17:17 WIB
Ahli Prediksi Manuver 'Keras' Jokowi: Ber-Dramaturgi dengan NasDem Cengkeram Anies
Ilustrai Presiden Jokowi dan Ketua Umum partai Nasdem Surya Paloh
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dinilai sedang memainkan peran penting jelang Pilpres 2024. Terlebih sosoknya dinilai bak 'playboy politik' karena kerap memberi rayuan dan dukungan kepada beberapa tokoh politik untuk maju sebagai calon presiden atau capres.

Hal ini diungkap oleh komunikolog politik dan hukum nasional, KRT Tamil Selvan. Pria yang akrab disapan Kang Tamil ini menyoroti aksi terang-terangan Presiden Jokowi yang memberikan sinyal mendukung Prabowo Subianto sebagai presiden saat menghadiri HUT Perindo.

Kala itu, orang nomor satu di Indonesia ini mengatakan "kelihatannya setelah ini (pemilu) jatah Pak Prabowo". Meski kenyataannya bukan cuma Prabowo, melainkan Ganjar Pranowo juga menjadi sasaran kode Jokowi memberikan dukungan di Rakernas V Projo.

Begitu pula dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto yang juga mendapatkan 'getah' dukungan sang presiden di HUT Golkar ke-58. Sampai terakhir Jokowi juga menilai sosok Ketua Umum PKB Yusril Ihza Mahendra pantas maju sebagai capres 2024.

Baca Juga: Rocky Gerung: Anies Baswedan Tak Akan Berani Batalkan Ibu Kota Negara Baru

Sementara itu, Anies Baswedan yang sudah jelas dideklarasikan NasDem sebagai bakal calon presiden justru kencang diisukan tidak mendapat restu Jokowi. Namun, Kang Tamil rupanya memiliki pandangan tersendiri yang cukup mengejutkan mengenai hubungan Jokowi dan Anies.

Menurutnya, Partai NasDem bisa mengusung Anies karena tak lepas dari campur tangan Jokowi yang memberi restu. Ia menilai tujuan NasDem mendukung Anies agar bisa mencegah dukungan dari kelompok radikal yang berpotensi mengancam situasi Pemilu 2024.

"Justru Nasdem ini mengamankan Anies dari dukungan kelompok radikal tertentu yang berpotensi membuat kegaduhan di ruang publik," kata Tamil, Selasa (14/2/2023).

"Mengingat Pilpres baru diadakan tahun depan, maka saya berhipotesa tentu langkah Nasdem ini atas restu Jokowi sebagai strategi stabilitas sosial," lanjut dosen Universitas Dian Nusantara ini.

Tamil melanjutkan, gerak-gerik Presiden Jokowi yang seolah tidak mendukung Anies adalah bagian dari dramaturgi politik. Jokowi, lanjutnya, terpaksa memerankan peran tersebut di ruang publik.

Baca Juga: Mutualisme Saat Pencalonan, Jadi Benalu di Pemerintahan

Hal tersebut bisa dibuktikan dengan batalnya rencana reshuffle yang sebelumnya sudah berembus kencang. Terlebih, dalam isu yang beredar, Presiden Jokowi disebut akan merombak menteri NasDem.

"Di panggung depan tentu Presiden Jokowi harus bersikap seolah menolak, sehingga dramaturgi politik terjadi," ucapnya.

"Sementara di panggung belakang ada restu (ke Anies) berjalan. Maka dari awal saya katakan tidak mungkin menteri Nasdem di reshuffle, justru sekarang ini Nasdem memiliki jasa lebih kepada Jokowi," nilainya.

Tamil menilai dukungan Jokowi ke Anies sendiri bercermin dari kejadian polarisasi yang terjadi di Pilpres 2019. Demi memastikan peristiwa tidak terulang, maka Jokowi dinilai sedang berupaya memastikan Anies ada di kendalinya.

"Jokowi tentu tidak ingin mengulang polarisasi di (Pemilu) 2019. Maka satu-satunya cara adalah dengan memberikan dukungan kepada Anies agar tetap dalam kontrol politik Jokowi," ujar Tamil.

Tak sampai di situ, Tamil juga memprediksi bahwa Anies akan dimajukan sebagai calon wakil presiden mendampingi tokoh yang dianggap nasionalis.

"Jika bicara stabilitas, prediksi saya Anies akan dimajukan sebagai calon wakil (presiden) yang dipasangkan dengan tokoh nasionalis dari partai nasionalis, sehingga intrik-intrik dukungan radikalisme tidak akan memiliki ruang," tandasnya.

Disclaimer: 

Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI