Tak Bakal Sendirian di Pilpres 2024, PDIP: Kami Pasti Berkoalisi, Percayalah

Senin, 13 Februari 2023 | 14:50 WIB
Tak Bakal Sendirian di Pilpres 2024, PDIP: Kami Pasti Berkoalisi, Percayalah
Ketua DPP PDIP Said Abdullah. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menegaskan PDI Perjuangan akan berkoalisi dengan partai politik lainnya. Dengan begitu PDIP tidak akan mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendirian di Pilpres 2024.

"Koalisi pasti kita berkoalisi, tidak mungkin tidak, percayalah," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023).

Menurut Said meski kekinian sudah terdapat beberapa koalisi, namun PDIP memiliki keyakinan dinamika politik masih akan terus berkembang.

"Kalau sekarang seakan-akan sudah KIB sudah punya lahan kemudian Indonesia Raya (Koalisi KIR) punya lahan, insyaallah kami pun punya lahan untuk bersama-sama, percaya lah," kata Said.

Baca Juga: Pede Dukung Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024, Abu Janda: Ada Bocoran A1 dari Pak Jokowi, Presiden ke-8 Adalah Prabowo

"Kan dinamikanya memang begitu parpol," ujar Said.

Sebelumnya, PDIP diprediksi akan tersingkir apabila nekat mengusung calon presiden dan calon wakil presiden seorang diri tanpa koalisi dengan partai lain di Pilpres 2024.

Bahkan berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), PDIP tidak akan mampu masuk ke putaran kedua Pilpres sekalipun mengusung kadernya Ganjar Pranowo sebagai capres.

Sebagaimana diketahui, Ganjar kerap menempati nomor wahid dalam beberapa hasil lembaga survei perihal elektabilitas calon presiden.

Dalam survei tertutup 4 pasangan tentang siapa yang dipilih sebagai presiden dan wapres, pasangan dari PDIP hanya menempati urutan ketiga. Pasangan itu ialah Ganjar dengan Puan Maharani.

Baca Juga: Erick Thohir Bisa Jadi Cawapres Kuat di Pemilu 2024, Kok Bisa?

Sementara teratas ditempati pasangan dari Koalisi Gerindra-PKB jika mereka memajukan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar dengan 29,7 persen. Kedua pasangan Koalisi Perubahan dari NasDem-PKS-Demokrat, yakni Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono dengan 28,8 persen.

Pasangan Ganjar-Puan sendiri hanya 21,6 persen. Mereka unggul dari pasangan yang diusung Golkar-PAN-PPP apabila Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mencalonkan Airlangga Hartarto-Erick Thohir 4,9 persen.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengatakan Ganjar bisa bersaing dan kompetitif jika dipasangkan dengan sejumlah cawapres potensial lainnya. Tetapi ketika dipasangkan dengan Puan, perbedaannya dengan rival terlihat signifikan.

"Tapi ketika dipasangkan dengan Puan, posisi Ganjar di abwah dua nama yang selama ini kompetitif dengan dia, yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan," kata Saiful dikutip dari kanal YouTube SMRC TV bertajuk Peluang calon presiden pdip tanpa koalisi, Jumat (10/2/2023).

Kalau Pilpres mendatang terjadi seperti yang disimulasikan itu, tentu yang masuk putran kedua ialah pasangan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY.

"PDI Perjuangan ditinggalkan. Kira kira begitu. Kalau ini bahkan Ganjar ditaru nomor satu. Kalau dia tidak berkoalisi dengan partai lain dan tidak ngajak tokoh lain dati partai yang lain, dia akan tersingkir," kata Saiful.

Kader PDIP yang digadang-gadang menjadi Capres Ganjar Pranowo menanggapi pertanyaan soal kandidat yang akan diusung partai tersebut menjadi capres usai agenda HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran pada Selasa (10/1/2023). [Suara.com/Novian]
Kader PDIP yang digadang-gadang menjadi Capres Ganjar Pranowo menanggapi pertanyaan soal kandidat yang akan diusung partai tersebut menjadi capres usai agenda HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran pada Selasa (10/1/2023). [Suara.com/Novian]

SMRC juga membuat simulasi apabila PDIP mencalonkan Puan sebagai capres. Sementara Ganjar menjadi cawapres untuk Puan. Hasilmya pasangan Puan-Ganjar dari PDIP itu lebih anjlok dibanding simulasi pasangan Ganjar-Puan.

Pasangan Puan-Ganjar kembali menempati urutan ketiga dengan 9,8 persen. Sementara itu Prabowo-Muhaimin unggul dengan 35,4 persen, Anies-AHY 31,2 persen, dan terakhir Airlangga-Erick 6,0 persen.

"Hasilnya seperti ini. Sama, makin menjauh. Jadi kalau Puan nomor satu itu jeblok banget gitu ya. Dan Ganjar nggak bisa nolong keadaan itu,

"Pokoknya sudah tersingkir, yang tidak bisa masuk ke putaran kedua," kata Saiful.

Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani. (Dok: DPR)
Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani. (Dok: DPR)

Dari dua simulasi di atas, Saiful berkesimpulan bahwa berkoalisi wajib hukumnya untuk PDIP. Meski dua kali menang Pemilu dan mengantongi tiket mengusung sendiri capres-cawapres, PDIP tidak bisa melenggang sendirian bila kembali ingin menang.

"Jadi bagi PDI Perjuangan berkoalsii itu adalah sebuah kebutuhan politik yang tidak bisa dihindarkan. Ada suka ataupun tidak kenyataannya adalah publik pemilih ini lebih lihat koalisi itu punya nilai penting gitu ya dengan partai apapun dan dengan tokoh siapapun," kata Saiful.

"Kau sama-sama kader dari partai yang sama itu kemungkinan akan ditinggalkan oleh pemilih dan menjadi tidak kompetitif dalam Pilpres," ujar Saiful.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI