Suara.com - Anak Abraham Lunggana alias Haji Lulung, Guruh Tirta Lunggana hengkang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia membawa gerbongnya, sejumlah pengurus PPP Jakarta angkat kaki dari partai berlambang Ka’bah tersebut.
GURUH Tirta mundur dari PPP setelah menerima Surat Keputusan (SK) Kepengurusan DPW PPP DKI Jakarta Baru Masa Bakti 2022-2026. Dalam SK terbaru ini, Guruh digeser dari jabatannya alias tak lagi menjadi ketua DPW PPP DKI.
Dalam SK Nomor 0790/SK/DPP/W/I/2023 ini terdapat susunan pengurus baru, antara lain Ketua Syaiful Rahmat, Sekretaris Guruh Tirta Lunggana, Wakil Sekretaris Junaedi, Wakil Sekretaris Hermansyah, Bendahara Mujahid Samal, Wakil Bendahara Mulyadi, dan Wakil Bendahara Sumartini.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin menilai Plt Ketua Umum PPP Mardiono yang merombak susunan kepengurusan DPW PPP DKI Jakarta telah mengambil keputusan salah. Meskipun, mereka yang tersingkir adalah gerbong almarhum Haji Lulung pendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Ujang menyebut PPP akan rugi besar secara elektoral karena menyingkirkan gerbong Lulung tersebut. Bahkan, tindakannya akan membawa PPP DKI pada kehancuran. "Saya melihat paling tidak di DKI kelihatannya PPP akan hancur,” kata Ujang dalam perbincangan dengan Suara.com, Jumat (10/2/2023).
Tak hanya di DKI, bahkan di daerah-daerah lain juga banyak pengurus wilayah PPP diganti lantaran dianggap kubu haji Lulung yang mendukung Anies Baswedan.
Dalam kondisi adanya geng Lulung, PPP DKI juga melalui hasil berbagai lembaga survei tidak memiliki elektabilitas yang tinggi. Partai lambang ka’bah itu juga terancam tak lolos parliamentary thereshold atau ambang batas lolos parlemen minimal 2 persen suara. "PPP terancam dalam hasil survei tidak lolos ke Senayan, malah banyak melakukan manuver dan tindakan yang salah. Salah satunya tadi, menghajar gerbong Haji Lulung," ucapnya.
Gerbong Lulung pada elektoral PPP terbukti cukup berpengaruh. Pada era kepemimpinan haji Lulung sebagai Ketua DPW DKI, PPP berhasil memperoleh kursi DPRD DKI 10 kursi di periode 2014-2019. Begitu mereka pindah ke PAN, PPP hanya mendapat satu kursi dan sembilan kader PAN melanggeng jadi legislator Kebon Sirih.
Ia pun menyayangkan PPP yang malah masih berkutat dengan konflik internalnya. Padahal, partai lain sudah sibuk melakukan konsolidasi menyambut Pemilu 2024.
Baca Juga: Ada Pengerjaan Proyek MRT Fase 2, Pemprov DKI Rekayasa Lalu Lintas di Patung Kuda-Bundaran HI
"Karena perbedaan dukungan di internal PPP soal perbedaan pandangan di antara kader, berujung pada tergerusnya suara PPP pada pemilu 2024 nanti," tutur dia.