Suara.com - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka digadang-gadang maju percaturan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 mendatang. Bahkan, sejumlah elite partai politik menunjukan dukungannya kepada Gibran.
KETUA Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyatakan siap mendukung Wali Kota Surakarta itu naik kelas maju Pilgub. Namun ia masih menimbang antara maju di Ibu Kota mengikuti jejak sang Ayah atau Jawa Tengah.
Pengamat politik Effendi Gazali menilai Gibran lebih berpeluang memenangkan Pilgub di Jawa Tengah ketimbang DKI Jakarta.
Menurutnya, meskipun Presiden Jokowi memiliki rekam jejak di DKI Jakarta, tapi hal tersebut tidak membuat Gibran mudah meraup suara di Ibu Kota. "Saya ingin mengatakan akan lebih mudah di Jawa Tengah ketimbang di DKI Jakarta," kata Effendi dalam sebuah diskusi pada Senin 23 Januari lalu, dikutip Suara.com.
Baca Juga: Ngakak! Begini Reaksi Kaesang Ditanya soal Isu Jokowi 3 Periode
Memang sang Ayah memiliki rekam jejak menang di Jakarta pada 2012 silam, namun kekinian situasinya sudah jauh berbeda. Kendati begitu, Gibran memiliki peluang untuk maju di Pilgub Jawa Tengah maupun DKI Jakarta. "Gibran tentu saja punya basis kuat di Jawa Tengah, di mana di situ pemilih PDIP serta penampilan-penampilan pribadinya juga akan memberikan kontribusi yang baik," terang Effendi.
"Tetapi untuk Jakarta pun sudah, sekali lagi saya katakan ada trobosan-trobosan out of the box yang menurut saya menjadi menarik juga di DKI Jakarta," tambahnya.
Meskipun demikian, jika dilihat dari pemilihan gubernur sebelumnya, suara masyarakat Ibu Kota didominasi oleh pemilih Anies Baswedan yang dinilai sebagai antitesa dari Jokowi. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan jika Gibran maju dalam Pilgub DKI Jakarta. "Hampir seluruh DKI Jakarta ini pada waktu itu disapu oleh Anies-Sandi," tuturnya.
Rekomendasi Megawati dan Jaringan Jokowi
Sedangkan pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai jika Gibran memiliki peluang besar maju Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024.
Jamiluddin menyampaikan, sebagai kader PDIP, Gibran akan mulus mendapatkan restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Selain hubungannya dengan Megawati cukup baik, faktor sang ayah akan memuluskannya mendapat tiket cagub Jakarta," kata Jamiluddin, Sabtu (21/1).
Ia menyebut, meski kekinian elektabilitas Gibran di DKI Jakarta masih rendah, namun peluang meningkatkannya masih terbuka.
Menurut dia, setidaknya Gibran masih bisa menggunakan jaringan yang dibentuk ayahnya saat maju Pilgub DKI Jakarta."Bahkan Gibran masih terbuka menggunakan relawan ayahnya saat Pilpres 2019. Jaringan relawan ayahnya cukup kuat dan militan untuk mengerek elektabilitas Gibran," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, peluang Gibran menang tetap terbuka selama dapat mengoptimalkan jaringan dan relawan sang ayah. Kekuatan itu juga akan ditopang oleh mesin partai PDIP yang juga terkenal militan. "Peluang menang semakin terbuka kalau Gibran punya prestasi monumental selama memimpin Solo. Prestasi itu diperlukan untuk meyakinkan pemilih Jakarta kelayakannya menjadi Gubernur Jakarta," katanya.
Dukungan Partai
Niat Gibran maju Pilgub itu pun mendapat dukungan langsung dari beberapa elite partai politik.
Ketum Gerindra Prabowo Subianto terang-terangan menyatakan dukungannya. "Saya lihat beliau pemimpin muda yang sangat sangat potensial. Kami selalu akan mendukung pemimpin-pemimpin yang dinamis, yang bekerja keras untuk rakyat," kata Prabowo pada Selasa (24/1) malam.
Bahkan, Prabowo mengungkapkan, Gibran bisa menjadi pemimpin di mana saja. Tak sampai situ, Mantan Danjen Kopassus ini pun terang-terangan mendukung Gibran untuk menjadi gubernur di manapun. "Beliau di mana aja pas dan cocok kok. Dua-duanya pasti berhasil, kalau saya lihat seperti itu. Saya dukung. Saya kira dari dulu saya dukung ya Mas Gibran," ujarnya.
Sementara itu, saat Megawati mengunjungi Kota Semarang dalam rangka pelantikan Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Wali Kota Semarang periode 2021-2026 pada Senin (30/1) lalu, Gibran terlihat digandeng Megawati Soekarnoputri.
Kontan hal tersebut dianggap menjadi pertanda adanya restu untuk Gibran maju dalam Pilgub 2024. Namun hal tersebut, tidak dijawab Gibran dengan gamblang. "Wis woconen seko (Sudah dibaca saja dari) ekspresi muka saya lah waktu digandeng Bu Mega, itu cukup menjawab, woconen dewe (baca sendiri)," katanya, Selasa (31/1).
Kemudian saat ditanya lagi mengenai daerah mana yang akan dituju Gibran pada Pilgub mendatang, antara Jawa Tengah dengan DKI Jakarta, Gibran mengaku masih memikirkan hal tersebut belakangan. "Wis nanti dulu lah, nanti aja dibahas e, sing penting wis ketemu ibu, kemarin wis cukup, singkat, padat, jelas," katanya.
Tak hanya Gerindra dan PDIP, Ketum Golkar Airlangga Hartarto juga menunjukan dukungannya kepada Gibran. Hal itu disampaikan Bupati Karanganyar Juliyatmono yang juga politisi Golkar saat mendampingi Airlangga bertemu dengan Gibran di Loji Gandrung, Senin (6/2). "Beliau kan tokoh, kita semua tentu mensupport. Energinya luar biasa, talentanya keren," ujar dia.
"Mau beliau kemana pun. Kami siap," terang Sekretaris DPD 1 Jateng Partai Golkar tersebut.
Sinyal Megawati
Pengamat Politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Abdul Hakim menyoroti kedekatan Gibran dengan Megawati.
Ia mengungkapkan, hal tersebut sebagai modal utama serta menunjukan bahwa Suami Selvi Ananda ini bukan kader sembarangan di PDIP. "Saya melihat pesan tentang kedekatan mas Gibran dengan bu Mega, itu yang paling penting. Itu memberikan efek yang signifikan, secara internal memberikan sinyal pada kader PDIP untuk tidak macam-macam dengan mas Gibran," katanya di Solo, Selasa.
Dalam pengamatannya, ketika Gibran dua kali digandeng Megawati Soekarnoputri seolah memberikan sinyal bahwa Gibran tidak boleh diganggu siapa pun oleh internal partainya. "Tetapi untuk kasus Gibran itu dengan dua kali digandeng bu Mega, kan seolah-olah ingin memberikan sinyal pada kader-kadernya bahwa Gibran itu ada di bawah lindungan beliau sehingga tidak boleh diganggu," ucapnya.
Sedangkan kepada publik, jelas menunjukan bahwa Gibran menjadi kader penting bagi PDIP. Gibran digambarkan sebagai aset penting karena di level muda, karena belum ada kader di internal PDIP yang menonjol di level nasional dan bisa menarik perhatian massa serta mendongkrak elektabilitas partai. "Dan saya pikir Gibran ini jelas sosok yang sedang meroket. Kemarin ada survei yang menunjukkan Gibran sebagai sosok yang paling banyak muncul di pemberitaan, artinya PDIP juga akan mendapatkan manfaat elektoral dengan memanfaatkan popularitas Gibran, untuk mengangkat citra PDIP," tuturnya.
Lantaran kedekatan tersebut, PDIP bisa jadi memberikan kepastian akan ada di belakang Gibran, baik ketika maju dalam Pilkada DKI Jakarta maupun Jawa Tengah. "Itu modal politik yang sangat penting. Gibran punya posisi daya tawar tinggi di hadapan partai lain. Dia tidak lagi butuh mengiba-iba di hadapan partai lain karena sudah punya PDIP di belakangnya," ujarnya.
Terkait pilihan mana yang akan menjadi daerah tempatnya bertarung dalam pilgub, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan jika Gibran salah satu yang digadang akan dibawa ke Jakarta. "Dalam diskusi internal partai, kami sudah mendikusikan beberapa kepala daerah yang kami anggap berhasil memimpin daerahnya. Salah satunya adalah mas Gibran," ujar Gembong di Gedung DPRD DKI pada Selasa (7/1).
Selain nama Gibran ada nama lain yang diungkap Gembong, yakni Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Priadi serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Briokrasi (PANRB) Azwar Anas serta Mensos Tri Risma.
Tentunya hal tersebut semakin menegaskan Gibran bisa jadi akan meneruskan jejak sang bapak, Joko Widodo alias Jokowi sebelum maju dalam Pilpres 2019 silam. Joko Widodo dibawa dari Loji Gandrung ke Jakarta untuk menjadi Gubernur DKI pada 2012 silam dan berhasil meraih kemenangan atas rivalnya.