Suara.com - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh melakukan kunjungan ke DPP Golkar untuk bertemu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Kunjungan tersebut menjadi pertanyaan tersendiri mengapa dilakukan NasDem, mengingat kedua partai berbeda koalisi.
Diketahui, meski belum resmi mendeklarasikan koalisi, NasDem bareng PKS dan Demokrat sepakat mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden melalui Koalisi Perubahan. Sementara, Golkar sudah berkoalisi dengan PAN dan PPP di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Lantas mengapa Paloh lebih memilih melakukan kunjungan ke Golkar, bukan bersama-sama bertemu dengan PKS dan Demokrat untuk lebih mematangkan Koalisi Perubahan? Menanggapi pertanyaan itu, Paloh memberikan jawaban.
"Kenapa harus berkunjung ke Golkar? Prioritas bagi NasDem," kata Paloh di DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2023).
Paloh mengatakan ada satu romantisme, ada satu perjalanan, terutama sejarah perjalanan hidup pribadi dirinya yang tidak bisa dilepaskan dengan Golkar. Paloh yang sejak remaja usia 16 tahun mengaku sudah berada di barisan Golkar.
Karena itu tentu Golkar punya cerita sendiri, mengingat karier politiknya di Golkar mencapai 43 tahun.
"Jadi di Golkar sendiri ada 43 tahun baru kemudian ada NasDem kan. Jadi terlepas apapun juga kekurangan satu sama lain tapi modal kebersamaan catatan sejarah saling pemahaman, ya gak salah dibilang alumni Holkar, ya itu memang benar adanya. Jadi prioritas," tutur Paloh.
Ia juga menjawab pertnyaan mengapa NasDem belum berkunjunga kembali ke partai lain, termasuk partai-partai di dalam penjajakan Koalisi Perubahan.
"Yang lain kita memang baru mencoba, baru mencoba," ujarnya
Baca Juga: NasDem: Pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto Bukan Bahas Koalisi
Bukan Saling Ajak Gabung
Partai Nasdem menyatakan pertemuan antara Surya Paloh dan Airlangga Hartarto pada Rabu siang bukan untuk saling mengajak bergabung ke koalisi masing-masing.
Baik Paloh maupun Airlangga menyadari perbedaan lamgkah politik. Di mana NasDem sedang menjajaki Koalisi Perubahan, sementara Golkar sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Perbedaan tersebut yang kemudian mendasarkan adanya komunikasi. Waketum NasDem Ahmad Ali mengatakan komunikasi harus tetap dibangun di dalam perbedaan.
"Bukan saling mengajak orang untuk bergabung, tapi paling tidak menjelaskan posisi masing-masing sehungga kemudian kita bisa memahami perbedaan masing-masing," kata Ali kepada wartawan, Rabu.
Menurut Ali, melalui komunikasi yang dibangun tentu satu pihak ke pihak lainnya akan saling mengerti mengenai pilihan politik masing-maaing.
"Kita bisa memahami alasan-alasan kita untuk berbeda sehingga ke depan kita tetap merawat Indonesia ini bersama-sama," kata Ali.
Ali berpandangan komubikasi antara partai politik memang tetap perlu dilakukan di tengah perbedaan pilihan yang ada. Sebagaimana kunjungan yang lebih dulu dilakukan NasDem ke Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra-PKB pekan kemarin.
"Jadi sekali lagi bahwa pertemuan hari ini adalah pertemuan yang harus dilakukan oleh parpol menurut NasDem. Karena NasDem selalu mengedepankan komunikasi dan menjauhkan pikiran-pikiran yang saling mencurigai," kata Ali.