Ahli herbal dari STOVIA Jakarta menyarankan rotasi penggunaan ramuan setiap 2 minggu untuk mencegah adaptasi patogen. Misalnya, minggu pertama temulawak + madu, minggu kedua kunyit asam + propolis. Selalu beri jeda 2 jam antara konsumsi herbal dan obat kimia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2022 menunjukkan, anak yang rutin mengonsumsi herbal memiliki hari sakit 3 kali lebih sedikit dibandingkan yang tidak. Namun, pastikan Kamu memilih bahan organik bebas pestisida dan melakukan tes alergi dengan mengoleskan ekstrak herbal ke kulit lengan sebelum dikonsumsi.
Kapan Harus Hati-Hati?
Meski alami, beberapa herbal seperti sambung nyawa tidak dianjurkan untuk anak dengan gangguan autoimun. Konsultasikan dengan dokter herbalis bersertifikat jika si kecil sedang dalam pengobatan tertentu. Ingat, herbal bersifat sebagai pendamping, bukan pengganti nutrisi seimbang!
Dengan 7 ramuan ini, Kamu bisa menciptakan "benteng hidup" alami untuk buah hati. Manfaatkan kekayaan herbal Nusantara yang sudah teruji selama berabad-abad—alami, terjangkau, dan sesuai dengan genetika anak Indonesia. Bagikan artikel ini ke orang tua lain yang peduli dengan imunitas alami anak!***