Tak Cuma Gula, Nasi dan Tepung Juga Biang Keladi Diabetes? Ini Penjelasan Dokter

Penyebab diabetes melitus tak hanya datang dari makanan dan minuman manis.
Data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2024 menunjukkan bahwa angka penderita diabetes melitus terus meningkat.
Dalam satu dekade terakhir, prevalensi diabetes naik dari 6,9 persen menjadi 10,9 persen. Tren ini dipicu oleh pola makan tidak seimbang dan gaya hidup sedentari yang masih banyak ditemui di masyarakat perkotaan.
Karena itu, edukasi tentang gula tambahan, sumber karbohidrat tersembunyi, dan pentingnya aktivitas fisik harus terus disampaikan secara luas.
Pemerintah dan fasilitas kesehatan juga didorong untuk lebih aktif dalam melakukan skrining dini serta mengedukasi masyarakat tentang pencegahan diabetes melitus sejak usia muda.
Baca Juga: Resep Rahasia Santapan Pangandaran, 7 Kuliner Khas yang Bisa Kamu Bikin Sendiri di Rumah
Di sisi lain, diabetes melitus kini menjadi momok menakutkan di Indonesia, tercatat sebagai penyebab kematian ketiga tertinggi di Tanah Air. Berdasarkan data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), angka kematian akibat penyakit ini terus menunjukkan tren meningkat, bahkan mencapai angka mengejutkan pada tahun 2021.
Menurut laporan IHME, pada tahun 2019, tercatat sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk disebabkan oleh diabetes melitus. Dua tahun berselang, pada 2021, angka kematian melonjak drastis hingga menyentuh angka 236.000 jiwa. Kondisi ini menegaskan betapa seriusnya dampak penyakit kronis tersebut terhadap kesehatan masyarakat Indonesia.
Kematian akibat diabetes melitus sebagian besar disebabkan oleh komplikasi serius yang menyertainya. Penderita diabetes sangat rentan mengalami komplikasi seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal kronis, serta stroke. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat memperparah kualitas hidup penderita dan mempercepat kematian.