Daftar 3 Suplemen yang Tidak Perlu Dikonsumsi, Ini Penjelasan Dokter

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 11 April 2025 | 14:57 WIB
Daftar 3 Suplemen yang Tidak Perlu Dikonsumsi, Ini Penjelasan Dokter
Sejumlah suplemen tidak perlu dikonsumsi. [Dok. Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat diimbau untuk tidak sembarangan mengonsumsi suplemen yang tidak perlu dikonsumsi. Sebab, bisa jadi suplemen tersebut tidak memberikan manfaat dan bahkan membahayakan tubuh.

Hal ini disampaikan oleh dokter asal Inggris, Asif Ahmed, dalam wawancara di Medical Daily, dikutip dari Antara, Jumat (11/4/2025).

Dalam penjelasannya, dokter Ahmed menegaskan bahwa banyak orang mengira tubuh membutuhkan tambahan suplemen setiap hari, padahal sebagian besar suplemen yang tidak perlu dikonsumsi tidak memberikan efek berarti bagi kesehatan.

Multivitamin Tidak Selalu Dibutuhkan

Salah satu suplemen yang tidak perlu dikonsumsi adalah multivitamin. Menurut dokter Ahmed, suplemen jenis ini sering kali justru tidak efektif karena kandungan vitamin dan mineralnya saling bersaing untuk diserap tubuh. Akibatnya, nutrisi yang masuk malah tidak terserap dengan optimal dan terbuang sia-sia.

"Mereka berpikir suplemen itu solusi cepat untuk hidup sehat, padahal belum tentu bermanfaat," ungkapnya.

Namun, ia menambahkan bahwa multivitamin masih bisa direkomendasikan bagi pasien tertentu, misalnya mereka yang sedang menjalani pemulihan pasca operasi bariatrik.
Vitamin IV Rentan Berisiko

Jenis suplemen yang tidak perlu dikonsumsi berikutnya adalah vitamin IV, yakni vitamin yang disuntikkan langsung ke dalam aliran darah.

Tren ini belakangan cukup populer karena klaimnya yang bisa membuat tubuh cepat pulih dan bertenaga. Namun, menurut dokter Ahmed, manfaat yang dirasakan usai suntikan tersebut kemungkinan besar hanya karena efek hidrasi, bukan karena kandungan vitamin itu sendiri.

"Banyak orang merasa lebih baik setelah infus vitamin karena sebenarnya mereka hanya mengalami dehidrasi sebelumnya," jelasnya.

Selain minim manfaat, vitamin IV juga dapat memicu reaksi alergi berat atau anafilaksis, terutama bagi individu dengan sensitivitas tertentu. Risiko ini perlu diperhatikan sebelum memutuskan menggunakannya secara rutin.

Bubuk Penurun Berat Badan

Jenis ketiga suplemen yang tidak perlu dikonsumsi adalah bubuk penurun berat badan. Produk ini sering dijual dengan harga tinggi dan diklaim dapat menurunkan berat badan secara cepat.

Sayangnya, menurut dokter Ahmed, banyak dari produk ini hanyalah bubuk yang mengandung sedikit serat dan tidak memiliki manfaat yang terbukti secara klinis.

“Beberapa produk bisa dihargai hingga Rp4 juta lebih per bulan, padahal kandungan dan manfaatnya sangat minim,” katanya.

Ia menyebut promosi produk semacam ini sebagai bentuk penipuan terhadap konsumen yang menginginkan hasil instan tanpa upaya lebih lanjut seperti diet dan olahraga.
Bijak Konsumsi Suplemen, Konsultasikan dengan Dokter

Dengan banyaknya pilihan di pasaran, masyarakat sebaiknya tidak tergoda oleh iklan dan klaim kesehatan yang belum terbukti.

Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi suplemen apapun, agar tidak terjebak dalam konsumsi suplemen yang tidak perlu dikonsumsi.

Data dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pasar global suplemen makanan diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 230 miliar pada tahun 2027.

Di Indonesia, Badan POM mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah peredaran suplemen, terutama di e-commerce, yang memudahkan masyarakat mendapatkan produk tanpa edukasi yang memadai.

Dengan semakin banyaknya produk yang ditawarkan, penting bagi konsumen untuk memahami mana suplemen yang benar-benar dibutuhkan tubuh dan mana yang termasuk dalam kategori suplemen yang tidak perlu dikonsumsi. Edukasi menjadi kunci utama agar tidak salah langkah dalam menjaga kesehatan.

Kombinasi Suplemen yang Salah Bisa Hambat Penyerapan Nutrisi

Tidak semua suplemen bekerja maksimal jika dikonsumsi bersamaan. Kesalahan dalam kombinasi suplemen justru bisa menurunkan efektivitasnya.

Mengutip laporan Medical Daily, penyerapan vitamin dan mineral dalam tubuh tak hanya ditentukan oleh jenis suplemen yang dikonsumsi, tetapi juga oleh waktu dan cara konsumsi yang tepat. Dalam hal ini, kombinasi antara satu suplemen dengan yang lain bisa saling menghambat.

“Suplemen kesehatan tidak bisa menggantikan pola makan yang seimbang. Namun, jika memang direkomendasikan oleh tenaga medis, Anda harus memahami cara terbaik mengonsumsinya,” ujar Natalie Jurado, seorang pakar kesehatan sekaligus pendiri Rooted In.

Jurado menekankan bahwa ada beberapa kombinasi suplemen yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara bersamaan karena dapat mengganggu penyerapan:

- Magnesium dan zat besi

- Kunyit dan zat besi

- Vitamin C dan vitamin D

- Kalsium atau makanan tinggi kalsium dengan magnesium atau zat besi

Untuk memaksimalkan manfaat suplemen, Jurado menyarankan untuk memberi jeda minimal dua jam saat mengonsumsi kombinasi tersebut. Hal ini penting untuk memastikan tubuh dapat menyerap nutrisi secara optimal.

Kombinasi Suplemen yang Disarankan

Sebaliknya, ada beberapa kombinasi vitamin dan mineral yang justru saling mendukung:

- Vitamin D, K2, dan magnesium: bekerja bersama untuk mendukung penyerapan vitamin D

- Kolagen dan vitamin C: vitamin C membantu sintesis kolagen secara efisien

- Kunyit dan lada hitam: meningkatkan penyerapan kunyit hingga 2000%

- Vitamin D dan lemak: vitamin D yang larut dalam lemak diserap lebih baik dengan makanan berlemak

- Vitamin B6 dan magnesium: B6 mendukung penyerapan magnesium

- Zinc dan protein: protein membantu zinc bekerja lebih optimal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI