Hati-hati Pola Tidur Berantakan! Ini Dampaknya pada Otak, Emosi, dan Kesehatan Fisik

Selasa, 08 April 2025 | 09:01 WIB
Hati-hati Pola Tidur Berantakan! Ini Dampaknya pada Otak, Emosi, dan Kesehatan Fisik
Pemudik tidur di atas mobil saat menunggu antrean di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Minggu (7/4/2024). [ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidur bukan hanya soal istirahat. Ia adalah fondasi kesehatan tubuh dan pikiran. Ketika pola tidur terganggu, dampaknya bisa sangat serius, mulai dari penurunan fungsi kognitif, gangguan suasana hati, hingga mempercepat penuaan otak.

Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra A. Putranto, mengingatkan pentingnya menjaga konsistensi waktu tidur untuk menghindari risiko jangka panjang.

"Tidur yang tidak teratur atau kurang tidur dapat memengaruhi fungsi kognitif, termasuk perhatian, memori, dan kemampuan berpikir," ungkap Kasandra dikutip dari ANTARA pada, Selasa (8/4/2025).

Ia menyebut, berbagai penelitian menunjukkan kurang tidur bisa mengganggu proses pembelajaran serta melemahkan memori seseorang.

Tidak hanya itu, pola tidur yang kacau juga mengacaukan ritme sirkadian—jam biologis yang mengatur siklus tidur dan bangun. Ketika ritme ini terganggu, tubuh akan kesulitan menemukan waktu istirahat yang ideal.

Akibatnya, tubuh mengalami kelelahan kronis, penurunan daya tahan tubuh, hingga risiko gangguan tidur yang semakin kompleks.

Salah satu dampak serius yang kerap luput dari perhatian adalah percepatan penuaan otak. Menurut Kasandra, kebiasaan tidur yang buruk dapat berkontribusi pada munculnya penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

“Kurang tidur berpengaruh besar terhadap kesehatan otak dalam jangka panjang,” jelasnya.

Selain dampak kognitif dan neurologis, pola tidur yang terganggu juga meningkatkan risiko masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Baca Juga: Pola Tidur Pengaruhi Perilaku dan Emosi Anak? Ini Faktanya

“Stres dan suasana hati yang buruk bisa menjadi lingkaran setan yang saling memperburuk kualitas tidur,” ujarnya.

Kasandra juga menggarisbawahi pengaruh aktivitas sosial terhadap pola tidur, terutama pada anak-anak. Sosialisasi yang terlalu intens, apalagi hingga larut malam, dapat menyebabkan overstimulasi yang akhirnya membuat anak sulit tidur nyenyak.

“Penting untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas sosial dan waktu istirahat,” katanya.

Aktivitas Menyenangkan untuk Tidur Lebih Berkualitas

Meski gangguan tidur tampak serius, ada banyak cara untuk memulihkan dan menjaga pola tidur yang sehat. Kasandra menyarankan berbagai aktivitas menyenangkan yang dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh sebelum tidur.

Pertama adalah olahraga teratur. Aktivitas fisik selama setidaknya 30 menit setiap hari terbukti mampu meningkatkan kualitas tidur. Namun, penting untuk tidak berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur karena justru bisa membuat tubuh terlalu aktif.

Kedua, praktik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam bisa menjadi ritual malam hari yang menenangkan.

“Luangkan waktu untuk aktivitas ini sebelum tidur agar tubuh dan pikiran lebih siap untuk beristirahat,” sarannya.

Aktivitas lain yang membantu menciptakan suasana tenang antara lain membaca buku ringan, mandi air hangat, hingga mendengarkan musik lembut atau suara alam. Semua ini bertujuan menenangkan sistem saraf dan menyiapkan tubuh untuk tidur.

Bagi yang sering merasa cemas atau gelisah, menulis jurnal bisa jadi solusi. Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui tulisan sebelum tidur membantu menenangkan pikiran yang bergejolak.

Dari sisi nutrisi, Kasandra menyarankan untuk menghindari makanan berat, kafein, dan alkohol menjelang tidur. Sebaliknya, konsumsi minuman herbal seperti teh chamomile, peppermint, atau lavender bisa membantu tubuh lebih rileks.

Jus ceri tart juga direkomendasikan karena mengandung melatonin alami yang mendukung tidur nyenyak. Makanan kaya magnesium seperti bayam dan kale pun bermanfaat untuk merelaksasi otot.

Kasandra menekankan bahwa memperbaiki pola tidur bukanlah proses instan. "Butuh waktu dan konsistensi. Tetaplah bersabar dan ikuti rutinitas yang sehat agar tubuh bisa beradaptasi secara perlahan," tutupnya.

Tidur adalah kebutuhan, bukan kemewahan. Maka, menjaga kualitas tidur bukan sekadar rutinitas malam, tetapi investasi jangka panjang untuk kesehatan fisik, mental, dan kualitas hidup secara menyeluruh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI