Mengenal Teknologi DSA: Terobosan Diagnosis dan Pengobatan Stroke

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 02 April 2025 | 16:01 WIB
Mengenal Teknologi DSA: Terobosan Diagnosis dan Pengobatan Stroke
Ilustrasi dokter menganalisa penyakit stroke. [Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan stroke terjadi mendadak. Tanpa peringatan, bisa menyerang siapa saja. Penanganan cepat adalah kunci utama. Stroke harus ditangani dalam waktu 4,5 jam pertama (golden period) untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Semakin cepat tindakan diberikan, semakin kecil risiko kerusakan otak permanen.

Salah satu rumah sakit yang telah tersertifikasi sebagai Stroke Ready Hospital, ialah Siloam Hospitals Bogor. Artinya, rumah sakit ini memiliki tim medis siaga 24/7 yang kompeten di bidangnya, serta fasilitas lengkap untuk menangani stroke secara komprehensif. Penanganan dimulai sejak pasien tiba, dilanjutkan dengan rehabilitasi medis yang bertujuan membantu pasien pulih sepenuhnya. Tidak sekadar sembuh, tetapi juga kembali ke rutinitas sehari-hari dengan kualitas hidup yang optimal.

Seiring perkembangan teknologi kesehatan, kini tersedia metode Digital Subtraction Angiography (DSA) untuk diagnosis dan terapi stroke. DSA adalah prosedur diagnostik semi-invasif yang memberikan gambaran detail pembuluh darah otak, mendeteksi penyumbatan, pendarahan, atau kelainan lainnya.

ilustrasi stroke (freepik.com/kjpargeter)
ilustrasi stroke (freepik.com/kjpargeter)

DSA juga dapat berfungsi sebagai tindakan kuratif. Pada pasien dengan stroke iskemik akibat penyumbatan, DSA dapat membantu mengembalikan aliran darah ke otak. Pada kasus stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah abnormal, DSA membantu mengidentifikasi sumber pendarahan dan mencegah kondisi memburuk.

Metode DSA dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pangkal paha atau pergelangan tangan. Kateter dimasukkan ke pembuluh darah, lalu diarahkan menuju area yang dicurigai mengalami kelainan. Prosedur ini berlangsung 30 menit hingga 1 jam. Pasien tetap sadar, hanya mendapatkan anestesi lokal.

"Meskipun minim risiko, DSA tidak dianjurkan bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau alergi terhadap zat kontras berbasis iodium," jelas dokter spesialis neurologi intervensi di Siloam Hospitals Bogor, Dr. Ricky C. Kohar, Sp.N, FINA, dalam keterangannya. 

Teknik DSA sangat bermanfaat untuk mengevaluasi kondisi stroke, mencegah serangan berulang, serta memantau kondisi pasien pasca-stroke. Namun, efektivitasnya tetap harus didukung dengan kontrol rutin ke dokter, pola hidup sehat, dan manajemen stres.

Stroke Memerlukan Tindakan Cepat

Mengenali gejala stroke dapat menyelamatkan nyawa. Para ahli merekomendasikan metode BE-FAST untuk deteksi dini:

Baca Juga: Roy Marten Kaget Dengar Kabar Titiek Puspa Pecah Pembuluh Darah

  • Balance (Keseimbangan): Apakah mereka sulit menjaga keseimbangan atau koordinasi?
  • Eyes (Mata): Apakah ada gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda atau kabur?
  • Face (Wajah): Apakah salah satu sisi wajah terkulai saat tersenyum?
  • Arms (Lengan): Apakah salah satu lengan lemah atau mati rasa?
  • Speech (Ucapan): Apakah ucapan terdengar cadel atau sulit dipahami?
    Time (Waktu): Jika ada gejala di atas, segera hubungi layanan darurat.

Cara Mencegah Stroke

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI