Terobosan Medis! Operasi Brain Bypass STA-MCA, Solusi bagi Stroke Berulang

Kamis, 27 Maret 2025 | 15:19 WIB
Terobosan Medis! Operasi Brain Bypass STA-MCA, Solusi bagi Stroke Berulang
Ilustrasi dokter menganalisa penyakit stroke. [Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stroke dan gangguan pembuluh darah otak merupakan salah satu penyebab utama kecacatan yang bisa berdampak serius pada kualitas hidup seseorang. 

Namun, dalam dunia medis, kini terdapat sebuah inovasi unik yang menjadi harapan baru bagi pasien dengan risiko stroke tinggi, yakni Brain Bypass Surgery STA-MCA (Superficial Temporal Artery to Middle Cerebral Artery).

Prosedur bedah saraf ini telah diterapkan di RS Siloam Lippo Village, di bawah penanganan langsung Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS, M.Kes. Dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, operasi ini menjadi solusi bagi pasien dengan penyumbatan pembuluh darah otak yang tidak dapat diatasi dengan metode konvensional. 

Lalu, apa yang membuat prosedur ini begitu unik dan menarik dalam dunia medis? Berikut penjelasannya.

1. Menghubungkan Dua Arteri dalam Otak

Brain Bypass Surgery STA-MCA adalah prosedur yang secara langsung menghubungkan arteri superfisial di luar tengkorak (Superficial Temporal Artery/STA) dengan arteri di dalam otak (Middle Cerebral Artery/MCA).

Teknik ini bertujuan untuk mengalirkan darah dengan lebih baik ke bagian otak yang mengalami penyumbatan atau gangguan aliran darah.

“Operasi bypass STA-MCA ini merupakan solusi bagi pasien yang mengalami penyumbatan atau gangguan aliran darah ke otak, di mana metode lain tidak lagi efektif,” jelas Prof. Julius.

Prosesnya tidak sederhana. Dibutuhkan teknik mikrovaskular dengan mikroskop bedah khusus untuk menjahit pembuluh darah yang sangat kecil dengan presisi tinggi. 

Baca Juga: Harapan Baru Bagi Pasien Stroke: Operasi Brain Bypass STA-MCA Tingkatkan Peluang Kesembuhan

Ukuran pembuluh darah yang digunakan dalam prosedur ini bisa sekecil 1 mm, sehingga dibutuhkan keterampilan luar biasa dalam menjahitnya tanpa merusak jaringan sekitar.

2. Alternatif Bagi Pasien yang Tidak Bisa Menjalani Pengobatan Konvensional

Tidak semua pasien dengan gangguan pembuluh darah otak bisa diatasi dengan stent atau obat-obatan. Beberapa pasien memiliki penyumbatan yang terlalu luas atau arteri yang terlalu kecil sehingga metode konvensional tidak efektif.

Bagi mereka, Brain Bypass Surgery menjadi satu-satunya harapan. Dengan prosedur ini, darah dapat dialihkan dari pembuluh darah yang sehat menuju area otak yang membutuhkan suplai darah lebih banyak, mengurangi risiko stroke dan mencegah kecacatan permanen.

“Keunggulan prosedur ini adalah dapat meningkatkan suplai darah ke otak secara signifikan dan mencegah risiko stroke berulang,” ujar Prof. Julius.

3. Teknik "Indirect Bypass" yang Merangsang Pertumbuhan Pembuluh Darah Baru

Jika arteri pasien terlalu kecil untuk bypass langsung, dokter memiliki opsi lain yang tidak kalah unik: Indirect Bypass.

Dalam metode ini, dokter tidak langsung menghubungkan arteri satu dengan lainnya, tetapi menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah baru secara bertahap. 

Salah satu tekniknya adalah EDMAPS (Ensefalo Duro Myo Arterio Pericranial Synangiosis), yang memanfaatkan jaringan otot dan periosteum (lapisan tulang) untuk menstimulasi pertumbuhan kapiler baru di otak.

Metode ini bekerja layaknya "menanam benih" pembuluh darah baru yang akan tumbuh seiring waktu, menciptakan jalur suplai darah tambahan bagi otak.

4. Persiapan dan Proses Operasi yang Rumit

Brain Bypass Surgery bukanlah operasi biasa. Pasien yang akan menjalani prosedur ini harus melewati berbagai pemeriksaan ketat sebelum dinyatakan layak untuk operasi.

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

  • MRI dan CT-Scan untuk mengetahui kondisi pembuluh darah otak
  • Angiografi serebral untuk melihat detail penyumbatan
  • Pemeriksaan tekanan darah karena hipertensi bisa meningkatkan risiko operasi

Saat prosedur dilakukan, ahli bedah akan menggunakan mikroskop khusus dan benang jahit super tipis untuk menyambungkan dua arteri dengan presisi tinggi. 

“Prosedur ini biasanya berlangsung 4-6 jam, dengan bagian penjahitan pembuluh darah utama memakan waktu sekitar kurang lebih 30 menit,” jelas Prof. Julius.

5. Pemulihan Cepat dengan Risiko Minimal

Meskipun operasi ini sangat kompleks, masa pemulihannya tergolong cepat dibandingkan dengan jenis operasi otak lainnya. Setelah operasi, pasien:

  • Dirawat di ICU selama 24-48 jam untuk pemantauan intensif
  • Menginap di rumah sakit selama 3 hari sebelum diperbolehkan pulang
  • Harus beristirahat total selama 2 minggu di rumah untuk pemulihan optimal

Meskipun ada risiko seperti infeksi, perdarahan, atau penyumbatan ulang, tingkat keberhasilan prosedur ini sangat tinggi. Dengan pemantauan ketat, pasien bisa kembali ke aktivitas normal dengan risiko stroke yang jauh lebih rendah.

6. Mengurangi Kebutuhan Pasien untuk Berobat ke Luar Negeri

Brain Bypass Surgery STA-MCA masih jarang dilakukan di Indonesia. Sebelumnya, banyak pasien dengan gangguan pembuluh darah otak harus mencari pengobatan ke luar negeri. 

Namun, dengan adanya layanan ini di RS Siloam Lippo Village, pasien kini bisa mendapatkan perawatan berkualitas tinggi tanpa harus pergi ke luar negeri.

“Kami memahami bahwa prosedur ini masih belum banyak dilakukan, namun setiap pasien yang menjalani operasi ini mendapat penanganan optimal dengan pendekatan multidisiplin,” kata Prof. Julius.

Dengan kombinasi teknologi modern dan tenaga medis berpengalaman, Indonesia kini mampu melakukan prosedur bedah saraf canggih yang setara dengan standar internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI