Brain Bypass Surgery bukanlah operasi biasa. Pasien yang akan menjalani prosedur ini harus melewati berbagai pemeriksaan ketat sebelum dinyatakan layak untuk operasi.
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
- MRI dan CT-Scan untuk mengetahui kondisi pembuluh darah otak
- Angiografi serebral untuk melihat detail penyumbatan
- Pemeriksaan tekanan darah karena hipertensi bisa meningkatkan risiko operasi
Saat prosedur dilakukan, ahli bedah akan menggunakan mikroskop khusus dan benang jahit super tipis untuk menyambungkan dua arteri dengan presisi tinggi.
“Prosedur ini biasanya berlangsung 4-6 jam, dengan bagian penjahitan pembuluh darah utama memakan waktu sekitar kurang lebih 30 menit,” jelas Prof. Julius.
5. Pemulihan Cepat dengan Risiko Minimal
Meskipun operasi ini sangat kompleks, masa pemulihannya tergolong cepat dibandingkan dengan jenis operasi otak lainnya. Setelah operasi, pasien:
- Dirawat di ICU selama 24-48 jam untuk pemantauan intensif
- Menginap di rumah sakit selama 3 hari sebelum diperbolehkan pulang
- Harus beristirahat total selama 2 minggu di rumah untuk pemulihan optimal
Meskipun ada risiko seperti infeksi, perdarahan, atau penyumbatan ulang, tingkat keberhasilan prosedur ini sangat tinggi. Dengan pemantauan ketat, pasien bisa kembali ke aktivitas normal dengan risiko stroke yang jauh lebih rendah.
6. Mengurangi Kebutuhan Pasien untuk Berobat ke Luar Negeri
Brain Bypass Surgery STA-MCA masih jarang dilakukan di Indonesia. Sebelumnya, banyak pasien dengan gangguan pembuluh darah otak harus mencari pengobatan ke luar negeri.
Baca Juga: Harapan Baru Bagi Pasien Stroke: Operasi Brain Bypass STA-MCA Tingkatkan Peluang Kesembuhan
Namun, dengan adanya layanan ini di RS Siloam Lippo Village, pasien kini bisa mendapatkan perawatan berkualitas tinggi tanpa harus pergi ke luar negeri.