Sementara itu Kepala Informatika Medis EMC, dr. Bella Desra Andae mengatakan, teknologi AI memiliki manfaat untuk meningkatkan cara dokter berinteraksi dengan EHR (Electronic Health Record) atau yang berarti Rekam Medis Elektronik.

"Alih-alih menavigasi melalui banyak layar, dokter dapat dengan mudah meminta informasi yang mereka butuhkan, dan informasi tersebut muncul secara instan, terstruktur, dan mudah ditinjau," kata dr.Bella kepada awak media yang hadir.
Lewat demo yang dipraktekkan oleh dr. Bella dan rekannya, sebelumnya dokter bisa menghabiskan waktu sekitar 5 hingga 10 menit di depan layar hanya untuk mencari rekam medis pasien dan membuat resep obat untuk pasien.
Padahal waktu yang terbuang itu bisa dimanfaatkan oleh dokter dan pasien untuk melakukan konsultasi atau pemeriksaan yang lebih menyeluruh terkait keluhan yang dirasakan.
Dengan teknologi AI ini, dokter bisa terlibat sepenuhnya dengan pasien, berkomunikasi lebih baik, dan meningkatkan kepercayaan yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pertemuan dan hasil secara keseluruhan.

Para tenaga medis percaya, teknologi mutakhir Kecerdasan Buatan memiliki potensi besar untuk merevolusi bidang kesehatan seperti meningkatkan pengalaman pasien dalam mendapatkan layanan kesehatan dengan memberikan informasi yang lebih akurat dan relevan, serta mempersingkat waktu tunggu.
AI juga dapat membantu pengambilan keputusan klinis yang lebih baik dan memberikan informasi yang berbasis data kepada tenaga medis, dengan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi semua orang.