“Kami mengevaluasi usia pasien, kondisi pembuluh darah, serta luasnya penyumbatan. Jika pembuluh darah terlalu kecil, maka bypass langsung mungkin tidak memungkinkan,” terangnya.
Untuk kasus di mana bypass langsung tidak memungkinkan, dokter dapat memilih indirect bypass, yang melibatkan stimulasi pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan suplai darah ke otak secara bertahap. Salah satu teknik yang sering digunakan dalam indirect bypass adalah EDMAPS (Ensefalo Duro Myo Arterio Pericranial Synangiosis).
Persiapan dan Proses Operasi
Sebelum menjalani operasi, pasien harus melalui serangkaian pemeriksaan, seperti MRI, CT-Scan, dan angiografi serebral, untuk menilai kelayakan prosedur ini.
“Pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui kondisi pembuluh darah pasien dan memastikan bahwa operasi ini adalah pilihan terbaik bagi mereka,” ujar Prof Julius.
Selain itu, tekanan darah pasien harus dijaga agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk mengurangi risiko komplikasi selama operasi. Pasien juga diberikan panduan khusus mengenai pengobatan dan persiapan sebelum prosedur.
Proses operasi sendiri berlangsung selama 4-6 jam, dengan tahap utama penyambungan arteri yang membutuhkan ketelitian tinggi. Teknik mikrovaskular memungkinkan dokter melakukan penjahitan pembuluh darah dengan presisi dalam waktu sekitar 30 menit pada tahap inti operasi.
Prognosis dan Risiko
Sebagai prosedur bedah saraf yang kompleks, operasi Brain Bypass STA-MCA memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Keahlian mikrobedah yang sangat presisi diperlukan untuk memastikan operasi berlangsung sukses tanpa komplikasi serius.
Baca Juga: Pemanis Buatan Picu Serangan Jantung dan Stroke? Ini Hasil Studi Terbaru
“Komplikasi yang bisa terjadi antara lain infeksi, perdarahan, atau penyumbatan ulang arteri. Namun, dengan pemantauan intensif pascaoperasi, risiko ini dapat diminimalkan,” jelas Prof Julius.