Hari Perempuan Sedunia 2025: Saatnya Percepat Aksi untuk Kesehatan Mental Perempuan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 16:12 WIB
Hari Perempuan Sedunia 2025: Saatnya Percepat Aksi untuk Kesehatan Mental Perempuan
Ilustrasi kesehatan mental perempuan. (Unsplash/Priscilla Du Preez)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kesehatan mental perempuan merupakan aspek penting dalam kehidupan yang sering kali terabaikan. Dengan berbagai peran yang dijalani perempuan baik sebagai ibu, pekerja, pemimpin, dan anggota masyarakat, perempuan menghadapi tekanan yang tinggi dalam kesehariannya.

Oleh karena itu, kesehatan mental yang baik tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga keluarga dan komunitas secara luas.

"Dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia dengan tema Accelerate Action atau Percepat Aksi, penting bagi kita untuk mengambil langkah konkret guna mendukung kesehatan mental perempuan," tuturImran Pambudi, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan, Kementerian Kesehatan, ditulis Jumat (21/3/2025).

Berikut adalah tujuh langkah nyata yang bisa dilakukan:

1. Mengakui Beban Gangguan Mental yang Lebih Tinggi pada Perempuan

Menurut WHO, perempuan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami depresi dibandingkan laki-laki. Beban mental ini diperburuk oleh faktor seperti:

  • Kesenjangan ekonomi dan ketidakpastian finansial.
  • Beban ganda dalam rumah tangga dan pekerjaan.
  • Kurangnya akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau.

Pandemi COVID-19 juga telah meningkatkan prevalensi gangguan kecemasan dan depresi hingga lebih dari 25%, terutama bagi perempuan yang bekerja di sektor kesehatan atau sebagai pengasuh utama keluarga.

2. Menghapus Ketidaksetaraan Gender dalam Layanan Kesehatan Mental

Ketimpangan gender dalam akses layanan kesehatan mental masih menjadi masalah utama, terutama di negara berkembang. Perempuan sering kali menghadapi hambatan seperti:

Baca Juga: Hari Perempuan Sedunia, Rising Girls Menggelar The Power of HERStory

  • Stigma sosial terkait kesehatan mental.
  • Keterbatasan finansial dalam mendapatkan layanan profesional.
  • Minimnya tenaga medis yang memahami kebutuhan spesifik perempuan.

Upaya perlu dilakukan untuk memastikan layanan kesehatan mental lebih inklusif dan mudah diakses oleh semua perempuan, termasuk di daerah terpencil.

3. Mengatasi Stres Akibat Multi-Peran

Beban ganda yang dijalani perempuan—baik sebagai ibu, pekerja, maupun pengurus rumah tangga—meningkatkan risiko kelelahan mental. Tantangan ekonomi global juga semakin memperburuk kondisi ini, dengan perempuan sering kali menjadi tulang punggung keluarga.

Solusi yang dapat diterapkan:

  • Mendorong kebijakan cuti parental yang lebih fleksibel.
  • Mengedukasi perempuan tentang manajemen stres dan kesejahteraan mental.
  • Menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung kesehatan mental.

4. Meningkatkan Akses ke Layanan Kesehatan Mental

Pemerintah dan organisasi non-pemerintah perlu bekerja sama dalam menyediakan layanan kesehatan mental yang lebih mudah diakses, seperti:

  • Konseling gratis atau subsidi biaya terapi.
  • Program kesehatan mental berbasis komunitas.
  • Pelatihan tenaga medis di puskesmas untuk menangani kasus kesehatan mental.

Saat ini, hanya sekitar 40% puskesmas di Indonesia yang mampu memberikan layanan kesehatan jiwa. Targetnya, semua puskesmas dapat menyediakan layanan ini pada tahun 2027.

5. Menghapus Stigma tentang Kesehatan Mental Perempuan

Banyak perempuan enggan mencari bantuan karena takut dicap lemah atau tidak kompeten. Kampanye edukasi publik sangat penting untuk:

  • Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental.
  • Menghilangkan anggapan bahwa gangguan mental adalah kelemahan.
  • Mendorong lebih banyak perempuan untuk mencari dukungan tanpa rasa malu.

6. Mengadopsi Pendekatan Holistik dalam Pemberdayaan Perempuan

Meningkatkan kesehatan mental perempuan tidak hanya melalui layanan kesehatan, tetapi juga dengan:

  • Pendidikan yang lebih baik tentang kesehatan mental sejak dini.
  • Pemberdayaan ekonomi agar perempuan memiliki kemandirian finansial.
  • Perlindungan hukum yang lebih kuat terhadap kekerasan berbasis gender.

7. Membangun Komunitas yang Mendukung Kesehatan Mental Perempuan

Dukungan sosial berperan besar dalam menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk membentuk komunitas yang:

  • Memberikan ruang aman bagi perempuan untuk berbagi pengalaman.
  • Menawarkan program pendampingan dan peer support.
  • Mengadakan kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan mental, seperti meditasi, yoga, atau kelompok diskusi.

"Hari Perempuan Sedunia 2025 menggarisbawahi pentingnya percepatan aksi dalam mengatasi tantangan kesehatan mental perempuan. Dengan fokus yang lebih mendalam dan komprehensif pada isu ini, kita dapat membantu menciptakan dunia yang lebih setara dan berdaya bagi semua Perempuan di Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045," tutup Imran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI