Suara.com - Tradisi mudik lebaran mengharuskan masyarakat Indonesia duduk diam lama di dalam kendaraan. Tapi dokter ingatkan jangan asal ajak anak balita mudik lebaran pakai motor.
Spesialis Kedokteran Rehabilitasi Medik & Fisik Eka Hospital Depok, dr. Ertania Nirmala, MBA, Sp.KFR, AIFO-K menjelaskan membiarkan balita duduk lama dengan posisi mengangkang, bisa membuat otot bagian bawah anak tersebut tertarik dalam waktu lama.
"Kalau buat anak ngangkang terus menerus, bikin otot bagian bawah tertarik terus-menerus, tulang pinggul menarik terus menerus," ujar dr. Ertania di Jakarta Selatan, Senin (10/3/2025).
Bukan cuma berdampak pada balita yang dipangku naik motor, ibu atau orang tua yang memangku balita saat mudik lebaran pakai motor juga bisa membuat beban pundak lebih berat.
Inilah sebabnya dr. Ertania menyarankan posisi balita saat dipangku dan dibonceng mudik lebaran pakai motor, benar-benar dekat dengan tubuh ibu sehingga beban yang dipikul lebih ringan.

"Jadi beratnya tidak terlalu besar, tidak sebesar saat posisi anak balita merosot lebih jauh itu lebih berat," paparnya.
Lebih lanjut, mudik lebaran pakai motor dengan membawa balita juga dibutuhkan lebih sering untuk beristirahat dan memberi jeda, apalagi untuk anak-anak yang mudah lelah dan posisi duduknya bisa sangat tidak nyaman.
"Kondisi seperti itu kondisi 2 hingga 3 jam jeda, atau ganti posisi. Tidak selalu posisi hadap ibunya, kalau nggak putar, jangan cari mudahnya tapi tidak safety (aman), harus rajin minggir untuk istirahat, karena kan itu dengan kondisi monoton berjam-jam," ungkap dr. Ertania.
Di satu sisi menahan beban terlalu lama bisa membuat otot tegang atau cedera, sedangkan otot tegang yang dibiarkan terus menerus bisa memicu low back pain atau nyeri punggung bawah secara perlahan.
Baca Juga: Jateng Siap Sambut Kedatangan Pemudik, Ahmad Luthfi Siapkan Langkah Cepat
"Sedangkan, low back pain yang diakibatkan cedera akan memunculkan rasa nyeri secara tiba-tiba," papar dr.Ertania.
Low back pain adalah rasa sakit yang timbul pada punggung bagian bawah tubuh, meliputi tulang punggung bawah, pinggang, panggul, dan bisa disertai penjalaran ke bokong hingga kaki.
Apalagi low back pain juga semakin berisiko terjadi pada orang usia 30 hingga 50 tahun, dengan berat badan berlebih atau obesitas.
Ditambah semakin berisiko pada ibu hamil, sering mengangkat beban berat, lakukan tiba-tiba yang menyebabkan punggung bawah tertekan, seperti terjatuh, pernah cedera saat olahraga hingga memiliki kelainan tulang.
"Dalam beberapa kasus, low back pain ringan bisa sembuh dengan sendirinya. Pengobatan low back pain akan diperlukan apabila rasa nyeri sampai mengganggu aktivitas dan jika dicurigai rasa nyeri berasal dari komplikasi penyakit serius lain," kata dr. Ertania.
Adapun jika tetiba saat mudik mengalami low back pain atau nyeri punggung bawah, maka beberapa pertolongan pertama atau pengobatan yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut:
1. Pada fase akut kompres dingin di area punggung yang terasa nyeri selama 10 menit. Selang beberapa hari, penderita dapat mengompres hangat pada punggung yang masih terasa nyeri.
2. Obat pereda nyeri, untuk mengatasi rasa nyeri yang timbul.
3. Obat pelemas otot, untuk mengurangi ketegangan otot pada bagian punggung bawah.
4 Fisioterapi atau terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan serta fleksibilitas otot.
5. Operasi tulang belakang akan dilakukan oleh dokter, apabila low back pain yang terjadi disebabkan oleh kelainan struktur tulang belakang parah atau saraf terjepit, dan tidak membaik setelah melalui serangkaian pengobatan lain.
"Biasanya dokter juga akan menyarankan penderita low back pain untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga. Hal tersebut bertujuan untuk memelihara serta meningkatkan fungsi tulang dan jaringan ikat lain pada punggung," pungkas dr. Ertania.