Hari Ginjal Sedunia: Waspadai Kebocoran Ginjal dan Anemia pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Jum'at, 14 Maret 2025 | 09:46 WIB
Hari Ginjal Sedunia: Waspadai Kebocoran Ginjal dan Anemia pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
Ilustrasi batu ginjal.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh yang berfungsi sebagai penyaring racun serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, gangguan pada ginjal, seperti kebocoran ginjal, dapat berdampak serius pada kesehatan.

Selain itu, anemia juga menjadi komplikasi umum yang terjadi pada pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis (PGK), yang dapat memperburuk kondisi mereka jika tidak ditangani dengan baik.

Dalam acara edukasi kesehatan di Rumah Sakit Fatmawati yang diselenggarakan dalam rangka Hari Ginjal Sedunia, dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, Sp.PD-KGH, seorang dokter ahli ginjal dan hipertensi, menjelaskan pentingnya mengenali gejala kebocoran ginjal serta penanganan anemia pada pasien PGK.

Apa Itu Kebocoran Ginjal?

Ginjal berfungsi sebagai penyaring yang menahan zat-zat penting dalam tubuh, seperti protein, dan membuang zat beracun melalui urin. Namun, pada kondisi kebocoran ginjal, protein yang seharusnya tetap berada dalam darah malah ikut keluar melalui urin.

"Kebocoran ginjal itu seperti menyaring tepung. Ukuran partikel kecil akan lolos, sedangkan yang besar seharusnya tertahan. Jika protein atau albumin yang berukuran besar justru keluar dalam urin, itu artinya ginjal mengalami kebocoran," jelas dr. Yasmine saat Suara.com temui di RS Fatmawati pada Rabu (12/3/2025).

Salah satu tanda utama kebocoran ginjal adalah urin berbusa. Oleh karena itu, dr. Yasmine mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan kondisi urin mereka. Jika terdapat busa berlebihan yang menetap, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan urin di fasilitas kesehatan.

Penyebab kebocoran ginjal sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain diabetes yang sudah berlangsung lama dan tidak terkontrol, hipertensi (tekanan darah tinggi) yang tidak terkendali, penyakit autoimun, seperti lupus hingga infeksi saluran kemih (ISK) berulang

Sementara pada usia muda, penyebab utama kebocoran ginjal adalah glomerulonefritis, yaitu peradangan pada glomerulus ginjal yang dapat dipicu oleh penyakit autoimun.

Baca Juga: Batu Saluran Kemih Bisa Sebabkan Gagal Ginjal! Ini Solusi Pengobatan Minimal Invasif Terbaru

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan urin untuk melihat keberadaan protein atau albumin. Jika ditemukan kebocoran ginjal, pasien perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut seperti tes darah dan biopsi ginjal untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Anemia pada Pasien Ginjal Kronis

Edukasi Kesehatan Ginjal pada Hari Ginjal Sedunia di RS Fatmawati Jakarta (Dok. Kalbe)
Edukasi Kesehatan Ginjal pada Hari Ginjal Sedunia di RS Fatmawati Jakarta (Dok. Kalbe)

Selain kebocoran ginjal, anemia juga menjadi masalah serius yang sering dialami pasien PGK, terutama pada tahap menengah hingga lanjut. Anemia terjadi akibat penurunan produksi eritropoietin (EPO), hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.

"Anemia pada pasien ginjal kronis harus dikendalikan, karena dapat mempercepat progresi penyakit ginjal menuju gagal ginjal dan meningkatkan risiko komplikasi lainnya," ujar dr. Yasmine.

Untuk mengatasi anemia, pasien PGK sering diberikan erythropoiesis-stimulating agent (ESA) guna meningkatkan produksi sel darah merah. Salah satu inovasi terbaru adalah Efepoetin Alfa, produk long-acting erythropoietin yang cukup diberikan 1-2 kali dalam sebulan.

Penggunaan terapi ini dapat meningkatkan kenyamanan pasien, karena frekuensi injeksinya lebih jarang dibandingkan ESA biasa. Efepoetin Alfa telah terbukti efektif dalam uji klinis global yang melibatkan 391 pasien di tujuh negara, termasuk Indonesia.

Pentingnya Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat

Mengingat dampak serius kebocoran ginjal dan anemia pada pasien PGK, deteksi dini sangatlah penting. Oleh karena itu, dalam acara edukasi kesehatan ini, Kalbe berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai inisiatif.

Seperti talkshow kesehatan untuk edukasi pentingnya menjaga ginjal sejak dini, pemeriksaan kesehatan gratis untuk mendeteksi gangguan ginjal pada tahap awal, lampanye gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang baik untuk kesehatan ginjal hingga edukasi melalui media sosial guna menjangkau lebih banyak masyarakat

"Dengan upaya ini, diharapkan pasien PGK dapat memperlambat progresi penyakitnya dan menunda kebutuhan akan terapi dialisis, sehingga mengurangi beban finansial pasien serta pemerintah," tutup Presiden Direktur PT Finusolprima Farma Internasional, Liliana Susilowati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI