Anemia pada Pasien Ginjal Kronis

Selain kebocoran ginjal, anemia juga menjadi masalah serius yang sering dialami pasien PGK, terutama pada tahap menengah hingga lanjut. Anemia terjadi akibat penurunan produksi eritropoietin (EPO), hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.
"Anemia pada pasien ginjal kronis harus dikendalikan, karena dapat mempercepat progresi penyakit ginjal menuju gagal ginjal dan meningkatkan risiko komplikasi lainnya," ujar dr. Yasmine.
Untuk mengatasi anemia, pasien PGK sering diberikan erythropoiesis-stimulating agent (ESA) guna meningkatkan produksi sel darah merah. Salah satu inovasi terbaru adalah Efepoetin Alfa, produk long-acting erythropoietin yang cukup diberikan 1-2 kali dalam sebulan.
Penggunaan terapi ini dapat meningkatkan kenyamanan pasien, karena frekuensi injeksinya lebih jarang dibandingkan ESA biasa. Efepoetin Alfa telah terbukti efektif dalam uji klinis global yang melibatkan 391 pasien di tujuh negara, termasuk Indonesia.
Pentingnya Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat
Mengingat dampak serius kebocoran ginjal dan anemia pada pasien PGK, deteksi dini sangatlah penting. Oleh karena itu, dalam acara edukasi kesehatan ini, Kalbe berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai inisiatif.
Seperti talkshow kesehatan untuk edukasi pentingnya menjaga ginjal sejak dini, pemeriksaan kesehatan gratis untuk mendeteksi gangguan ginjal pada tahap awal, lampanye gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang baik untuk kesehatan ginjal hingga edukasi melalui media sosial guna menjangkau lebih banyak masyarakat
"Dengan upaya ini, diharapkan pasien PGK dapat memperlambat progresi penyakitnya dan menunda kebutuhan akan terapi dialisis, sehingga mengurangi beban finansial pasien serta pemerintah," tutup Presiden Direktur PT Finusolprima Farma Internasional, Liliana Susilowati.
Baca Juga: Batu Saluran Kemih Bisa Sebabkan Gagal Ginjal! Ini Solusi Pengobatan Minimal Invasif Terbaru