3 Metode Skrining untuk Deteksi Kanker Usus Besar

Suhardiman Suara.Com
Kamis, 27 Februari 2025 | 15:41 WIB
3 Metode Skrining untuk Deteksi Kanker Usus Besar
Ilustrasi Usus. (Pexels.com/LightFieldStudios)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker usus besar merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki angka kejadian tinggi di dunia. Deteksi dini dapat menurunkan risiko terjadi kanker. Oleh karena itu, skrining kanker usus besar dianjurkan, terutama bagi Anda dengan riwayat keluarga penderita kanker.

Metode skrining yang menjadi standar emas adalah kolonoskopi, karena penyedia layanan kesehatan benar-benar dapat mengangkat polip yang ada di sel usus besar selama prosedur untuk menurunkan risiko kanker.

"Kolonoskopi memiliki beberapa keuntungan. Ini adalah layanan satu atap. Anda menjalani kolonoskopi, jika ada polip, kami akan mengangkatnya, dan selesai," kata Robert Schoen, MD, ahli gastroenterologi bersertifikat di UPMC dan profesor kedokteran di University of Pittsburgh.

Sebelum prosedur, pasien harus melakukan "persiapan usus" untuk membersihkan usus besar. Bagian yang tidak nyaman dari proses ini membuat beberapa orang enggan menjadwalkan kolonoskopi.
Penyedia layanan akan memasukkan tabung tipis dengan kamera kecil ke dalam anus pasien. Dalam prosedur ini mungkin memerlukan obat penenang selama prosedur yang mungkin tidak dapat bekerja selama satu hari.

Namun skrining ini memakan biaya yang cukup mahal sehingga pasien terutama berusia 45 tahun ke atas bisa berkonsultasi dengan penyedia layanan asuransi untuk biaya pengobatan.

Tes skrining berbasis tinja bisa menjadi alternatif yang baik untuk kolonoskopi karena pasien dapat melakukan tes ini di rumah tanpa melakukan persiapan usus.

Ada tiga jenis pemeriksaan berdasarkan tinja, yaitu tes DNA tinja (Cologuard), tes kekebalan tinja (FIT), dan tes darah okultisme tinja guaiac (FOBT).

Cologuard mendeteksi perubahan DNA yang terkait dengan polip atau tumor, sementara FIT dan FOBT mencari tanda-tanda darah tersembunyi yang dapat menandakan polip atau kanker kolorektal.

"Jika hasil tes tinja positif, Anda harus menjalani kolonoskopi lanjutan. Dan sayangnya, ada banyak kasus di mana orang memiliki hasil tes positif, tetapi tidak menjalani kolonoskopi, jadi itu seperti peluang yang hilang," kata Schoen, melansir Antara, Kamis (27/12/2025).

Tes tinja tidaklah sempurna. Tes ini dapat melewatkan polip dan harus diulang setiap satu hingga tiga tahun. Jika tidak melakukan kolonoskopi setelah hasil tes positif, maka pasien tidak akan mendapatkan manfaat penuh dari skrining dan pencegahan kanker.

Skrining kanker kolorektal lainnya dengan menjalani tes darah di klinik atau kantor dokter utama. Metode ini tidak diperlukan persiapan usus atau mengikuti diet khusus sebelum menjalani tes seperti yang di lakukan pada kolonoskopi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI