Kurang Konsumsi Protein Hewani Bikin Anak Berisiko Stunting dan Sulit Konsentrasi?

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 05 Februari 2025 | 17:49 WIB
Kurang Konsumsi Protein Hewani Bikin Anak Berisiko Stunting dan Sulit Konsentrasi?
Ilustrasi makanan sumber protein. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan data, lebih dari 80 persen anak dan remaja Indonesia mengalami defisit protein hewani. Hal itu membuat Indonesia masuk dalam daftar negara dengan konsumsi protein hewani yang rendah.

Padahal dikatakan oleh Profesor Epi Taufik, protein hewani memiliki peran penting dalam menjaga fungsi kekebalan tubuh, struktur sel dan proses tumbuh kembang anak.

protein hewani (freepik)
protein hewani (freepik)

Kata Prof Epi, kekurangan protein hewani juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan atau stunting, lemahnya sistem imun, dan rendahnya konsentrasi belajar.

Untuk itu, Tim Dewan Pakar Badan Gizi Nasional itu mengatakan bahwa orangtua dan guru perlu mendapat edukasi mengenai pentingnya konsumsi protein hewani.

Baca Juga: 80 Persen Perempuan Usia Subur di Indonesia Kekurangan Protein, Begini Cara Dukung Ibu Saat Momen Menyusui

"Edukasi tentang pentingnya protein hewani dapat membantu mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas kesehatan anak," kata Profesor Epi Taufik, dalam acara preskon Zona Main So Nice, beberapa Waktu lalu di Jakarta, ditulis Rabu, (5/2/2025).

Lebih lanjut, Prof Epi menyebut bagaimana protein hewani memiliki komposisi asam amino esensial yang lebih lengkap, serta biological value dan net protein utilization (NPU) yang jauh lebih tinggi dibandingkan protein nabati.

Profesor Epi Taufik di acara Zona Main So Nice-Jagoannya Jajan Protein. (Suara.com/Himayatul Azizah)
Profesor Epi Taufik di acara Zona Main So Nice-Jagoannya Jajan Protein. (Suara.com/Himayatul Azizah)

"Sehingga, jumlah protein yang diserap dan dipergunakan oleh tubuh untuk pemeliharaan sel-sel dan pertumbuhan juga lebih tinggi," tambahnya lagi.

Guru sekaligus Content Creator, Arief Tirtana, S.Pd mengatakan, menyampaikan edukasi kepada anak memerlukan pendekatan yang lebih kreatif dan menantang. Apalagi, anak tidak hanya membutuhkan informasi, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dan mengesankan.

"Sebagai pendidik, kita harus bisa beradaptasi dengan dunia mereka, menciptakan interaksi yang penuh warna, dan menjadikan setiap pelajaran tidak hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah kesenangan yang tak terlupakan," tambahnya.

Baca Juga: Kebutuhan Protein Harian: Bagaimana Memenuhi Asupan yang Tepat untuk Tubuh?

Untuk itu, agenda Zona Main So Nice-Jagoannya Jajan Protein yang digelar di 380 sekolah dibuat guna mengedukasi anak-anak dengan cara seru, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh anak-anak. Nantinya, akan ada permainan yang dapat melatih kerjasama, komunikasi, fair play, dan solidaritas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI