Suara.com - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengungkap anggaran untuk Skrining Kesehatan Ulang Tahun Gratis memakan biaya hingga Rp 4,7 triliun. Anggaran ini akan disalurkan langsung dari pemerintah pusat yakni Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Anggarannya Rp 4,7 triliun. Anggaran Rp 4,7 triliun ada yang dari APBN, ada dari APBD Rp 1,3 triliun. Anggaran disalurkan lewat APBD Rp 1,3 triliun anggarannya, spending lewat program kita. Sisanya lewat anggaran pusat, disalurkan ke RSUD dan Puskesmas nanti mereka mengatur,” ujar Menkes Budi dalam acara Pertemuan dengan Pimpinan Redaksi Media Nasional Indonesia beberapa waktu lalu di Gedung Kementerian Kesehatan.
Menurut Menkes Budi, langkah ini perlu dilakukan mengingat banyak masyarakat Indonesia yang seumur hidupnya belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan. Salah satunya yakni para petani yang belum pernah menjalani tes tekanan darah alias hipertensi.
Inilah sebabnya, Menkes Budi mengatakan dirinya mentargetkan sebanyak 200 juta masyarakat Indonesia mengikuti program Skrining Kesehatan Ulang Tahun Gratis. Tak main-main, Menkes Budi mengklaim target yang besar ini melampaui target penurunan angka stunting yang hanya menyasar 25 juta jiwa.
“Program ini jadi yang terbesar, yang pernah kita buat, lebih besar dari program kesehatan stunting yang targetnya 25 juta orang,”jelasnya.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi mengatakan cara masyarakat Indonesia bisa mengakses layanan Skrining Kesehatan Ulang Tahun Gratis yaitu lebih dulu mengunduh aplikasi Satu Sehat, yang sudah terintegrasi dengan sistem layanan kesehatan di Indonesia.
Menurut dr. Endang, nantinya lewat aplikasi ini masyarakat akan menerima pemberitahuan bakal menjalani skrining kesehatan 30 hari sebelum hari ulang tahun. Bahkan lewat aplikasi ini, masyarakat juga akan diminta mengisi quesioner alias pertanyaan sebagai skrining awam sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan di hari ulang tahun.
“Jadi H-30 akan akan pengingat. Nanti Anda mau ultah nih sebentar lagi, BPJS sudah aktif atau belum. Anda mau diskrining, kalau ketemu masalah kesehatan jangan sampai tidak bisa di follow up. Jadi wajib diskriningnya dianjurkan, supaya tata laksananya lancar,” ujar dr. Endang.
“Lalu yang kedua, H-7 dapet lagi WhatsApp, itu isinya quesioner, pertanyaan awam, supaya nanti jangan lama, karena kita udah simulasi di puskesmas yang lansia bisa 79 menit kalau pertanyaan nggak diisi dulu, karena nanti di Faskes harus ditanya banyak sekali. Nah, itu jadi lama masyarakat bete juga diperiksa lama, jadi H-7 diminta mengisi,” lanjut dr. Endang.
Baca Juga: Saat BPJS Tidak Menanggung Semua Biaya Pengobatan, Asuransi Swasta Jadi Solusi?
Selanjutnya, kata dr. Endang bertepatan sehari sebelum ulang tahunnya alias H-1 masyarakat akan kembali dapat pengingat untuk mendaftar periksa kesehatan gratis di Faskes. Tapi tenang, jika terlanjur terlewat maka ia bisa mendaftar maksimal 30 hari setelah hari ulang tahunnya.