Suara.com - Setiap pasangan suami istri (pasutri) tentu mendambakan hadirnya anak agar kebahagiaan dalam berumahtangga semakin lengkap.
Sayangnya untuk mendapatkan momongan bukan perkara mudah bagi sebagian pasutri lantaran adanya masalah gangguan kesuburan, baik pada suami maupun istri.
Lantas, apa tandanya bila pasutri mengalami gangguan kesuburan dan kapan waktu tepat untuk melakukan program kehamilan (promil)?
Direktur Brawijaya Hospital Antasari dr. UF Bagazi, Sp.OG mengatakan pasutri yang ingin mendapatkan momongan, dianjurkan untuk menjalankan gaya hidup sehat dan intens melakukan hubungan seks.
Baca Juga: Lebih Sayang Kucing daripada Istri? Wanita India Gugat Suami ke Pengadilan
Namun bila dalam dalam setahun (pasutri usia di bawah 35 tahun) dan 6 bulan (pasutri usia di atas 35 tahun) tidak juga hamil, itu pertanda adanya masalah atau gangguan kesuburan.
"Bila pasutri berusia di bawah 35 tahun sudah intens berhubungan seks selama setahun dan bergaya hidup sehat, tapi belum juga hamil, itu tanda ada masalah," jelasnya di Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Sedangkan pasutri yang usianya di atas 35 tahun, sambung dr. Uf Bagazi, Sp.OG, bila istrinya tidak hamil padahal sudah intens berhubungan seks selama 6 bulan dan gaya hidupnya sehat, berarti ada masalah.
"Begitu range waktu sudah lewat, pasutri harus segera konsultasi dokter untuk program kehamilan. Jangan menunda-nunda, karena makin tambah usia, semakin sulit mendapatkan sel telur dan sperma yang baik," jelasnya.
Salah satu layanan yang dapat membantu pasutri mendapatkan momongan adalah Brawijaya IVF Center yang sudah teruji dalam membantu pasutri mendapatkan buah hati lewat program bayi tabung.
Baca Juga: Jadi Pejuang Garis Dua, Begini Perjalanan Ustaz Dennis Lim dan Istri Jalani Program Kehamilan
Hal ini tidak terlepas dari dukungan seorang pelopor IVF dunia, dr. Robert Fisher, M.D., selaku advisor Brawijaya IVF Center.
"Kehadiran dr. Fisher menjadi bukti nyata bahwa IVF Center kami terus berusaha menghadirkan layanan berstandar internasional bagi pasien-pasiennya," kata dr. UF Bagazi.
Salah satu kisah sukses yang mencuri perhatian adalah keberhasilan program bayi tabung pasangan Roro dan Sigit Purnomo.
Setelah mencoba di berbagai klinik IVF baik di dalam maupun luar negeri tanpa hasil, mereka akhirnya berhasil mewujudkan impian memiliki anak di Brawijaya IVF Center.
“Ini adalah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan, tetapi kami bersyukur dapat menemukan harapan dan hasil nyata di sini," ungkap Roro.
Brawijaya IVF Center dipimpin oleh dr. Luky Satrio, Sp.OG, Sub.Sp. KER, seorang ahli fertilitas berpengalaman. Dengan keahlian yang solid, fasilitas modern, dan pendekatan personal, layanan ini menjadi pilihan utama bagi pasangan yang menghadapi tantangan dalam memiliki keturunan.
"Tim dokter kami akan mengawal pasangan dari awal diagnosa hingga perawatan," ungkapnya.
Hal ini ditunjang dengan laboratorium dengan peralatan terkini dan teknologi seperti PGT-A, ICSI (Intra-cytoplasmic Sperm Injection) dan Timelapse Incubator.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng Star Fertility, lembaga reproduksi terkemuka dari Malaysia. Kemitraan ini membawa keunggulan teknologi dan pengetahuan internasional langsung ke Brawijaya IVF Center, serta memastikan pasien tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan terbaik.
Berbagai layanan disediakan seperti In Vitro Fertilization (IVF), Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI), Pemilihan Embrio Terbaik (PGT-A), Konseling Prakonsepsi, Intrauterine Insemination (IUI), juga IVF Time Lapse technology.
"Teknologi mutakhir ini tidak hanya memungkinkan tim medis dalam mengumpulkan data untuk memilih embrio yang tepat tapi juga untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan kehamilan dalam proses yang lebih efektif," pungkasnya.