Suara.com - Penyakit jantung dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini tidak pandang usia atau status sosial, sehingga sering disebut sebagai pembunuh diam-diam.
Dengan risiko yang dapat menyerang kapan saja, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan dan pemeriksaan dini penyakit ini.

Data Terkini tentang Penyakit Jantung di Indonesia
Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung, menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan angka 19,42%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan stroke (14,38%) dan kanker (13,60%).
Tren ini semakin mengkhawatirkan. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung di Indonesia meningkat dari 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Peningkatan ini mengindikasikan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko dan gejala penyakit jantung.
Faktor Risiko Penyakit Jantung
Beberapa faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung meliputi:
- Gaya hidup tidak sehat: Pola makan tinggi lemak jenuh, rendah serat, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
- Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup sedentari atau kurang gerak.
- Riwayat keluarga: Faktor genetik juga dapat berkontribusi.
- Kondisi medis tertentu: Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Pentingnya Pemeriksaan Dini
Pemeriksaan dini dapat menjadi langkah penting untuk mendeteksi penyakit jantung sebelum gejala serius muncul. Salah satu cara efektif adalah melalui pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Tes ini memantau aktivitas listrik pada otot jantung, memungkinkan dokter untuk mendeteksi gangguan ritme jantung. Dengan pemeriksaan rutin, risiko komplikasi serius seperti serangan jantung dapat ditekan.
Baca Juga: Kenali Dampak Penyakit Varikokel, IDI Indramayu Berikan Solusi Pengobatan
Kegiatan Sosial untuk Meningkatkan Kesadaran