Tanda-tanda Anak-anak Terpapar Virus HMPV yang Harus Diwaspadai, Terdeteksi di Indonesia!

Riki Chandra Suara.Com
Sabtu, 11 Januari 2025 | 08:10 WIB
Tanda-tanda Anak-anak Terpapar Virus HMPV yang Harus Diwaspadai, Terdeteksi di Indonesia!
Ilustrasi Virus HMPV. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter spesialis anak konsultan respirologi dari RSUP Persahabatan, Tjatur Kuat Sagoro mengingatkan sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua ketika anak terinfeksi Human Metapneumovirus (HMPV).

Virus ini sering menyerang anak-anak dan dapat menimbulkan gejala serius jika tidak segera ditangani. Menurut dokter Tjatur, tanda pertama yang harus diwaspadai adalah perubahan perilaku anak, seperti gelisah, tidak ceria seperti biasanya, serta gangguan tidur.

Selain itu, orang tua perlu waspada jika anak mengalami sesak napas, napas cuping, retraksi suprasternal, atau intercostal.

Pada bayi usia 0-2 bulan, frekuensi napas lebih dari 60 kali per menit dianggap cepat. Untuk bayi usia 2 bulan hingga 1 tahun, frekuensi napas lebih dari 50 kali per menit juga dianggap sebagai tanda sesak napas yang perlu segera ditangani.

"Pada bayi, jika anak tidak mampu menghabiskan susu seperti biasa dan sering melepaskan hisapan, ini merupakan tanda lain yang harus diwaspadai," jelas Tjatur dalam diskusi daring, dikutip dari Antara, Sabtu (11/1/2025).

Selain itu, jika detak jantung terasa lebih cepat saat anak digendong atau anak enggan bermain, segera konsultasikan ke dokter.

Penularan HMPV terjadi melalui droplet atau percikan napas, dengan masa inkubasi tiga hingga lima hari. Gejalanya meliputi batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

Meski gejalanya mirip flu biasa, HMPV dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak.

Pengobatan HMPV bersifat suportif, seperti pemberian antipiretik untuk demam, terapi oksigenasi, dan pemberian cairan. Beberapa penelitian juga menunjukkan potensi penggunaan ribavirin, immunoglobulin, dan terapi siRNA untuk pengobatan lebih lanjut.

Sebagai langkah pencegahan, Tjatur merekomendasikan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah, sekolah, dan tempat umum. Kebiasaan ini penting untuk melindungi anak-anak dari risiko penularan virus.

Ditemukan di Indonesia

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi bahwa virus HMPV telah terdeteksi di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan hingga saat ini terjadi pada anak-anak.

Atas dasar itu, Budi meminta masyarakat tidak panik. Sebab, menurutnya, HMPV merupakan virus yang sudah lama dikenal dalam dunia medis.

“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia. Kalau dicek, memang ada kasusnya. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa laboratorium, ternyata ada beberapa anak yang terkena HMPV,” ujar Budi kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/1/2024).

Budi menjelaskan bahwa HMPV berbeda dengan COVID-19, yang merupakan virus baru. Menurutnya, Human Metapneumovirus adalah virus lama yang pertama kali ditemukan pada tahun 2001 dan sudah menyebar ke seluruh dunia sejak saat itu.

“Sistem imun manusia sudah mengenal virus ini sejak lama, sehingga mampu meresponsnya dengan baik. Tidak perlu khawatir berlebihan, karena virus ini memiliki karakteristik mirip flu biasa,” jelasnya.

Gejala Human Metapneumovirus mencakup batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar penderita akan pulih tanpa memerlukan perawatan khusus.

Penularan HMPV mirip dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meski umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

Untuk mencegah infeksi, Budi mengimbau masyarakat agar menjaga pola hidup sehat dengan melakukan langkah-langkah berikut:

- Cukup istirahat dan makan makanan bergizi.
- Mencuci tangan secara rutin.
- Memakai masker ketika merasa tidak enak badan.
- Segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala mencurigakan.

Dia juga meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), seperti yang dilakukan selama pandemi COVID-19.

“Dengan langkah sederhana ini, kita bisa mengatasi penyebaran Human Metapneumovirus dengan baik,” kata Budi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI