Suara.com - Dokter spesialis anak konsultan respirologi dari RSUP Persahabatan, Tjatur Kuat Sagoro mengingatkan sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua ketika anak terinfeksi Human Metapneumovirus (HMPV).
Virus ini sering menyerang anak-anak dan dapat menimbulkan gejala serius jika tidak segera ditangani. Menurut dokter Tjatur, tanda pertama yang harus diwaspadai adalah perubahan perilaku anak, seperti gelisah, tidak ceria seperti biasanya, serta gangguan tidur.
Selain itu, orang tua perlu waspada jika anak mengalami sesak napas, napas cuping, retraksi suprasternal, atau intercostal.
Pada bayi usia 0-2 bulan, frekuensi napas lebih dari 60 kali per menit dianggap cepat. Untuk bayi usia 2 bulan hingga 1 tahun, frekuensi napas lebih dari 50 kali per menit juga dianggap sebagai tanda sesak napas yang perlu segera ditangani.
"Pada bayi, jika anak tidak mampu menghabiskan susu seperti biasa dan sering melepaskan hisapan, ini merupakan tanda lain yang harus diwaspadai," jelas Tjatur dalam diskusi daring, dikutip dari Antara, Sabtu (11/1/2025).
Selain itu, jika detak jantung terasa lebih cepat saat anak digendong atau anak enggan bermain, segera konsultasikan ke dokter.
Penularan HMPV terjadi melalui droplet atau percikan napas, dengan masa inkubasi tiga hingga lima hari. Gejalanya meliputi batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Meski gejalanya mirip flu biasa, HMPV dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak.
Pengobatan HMPV bersifat suportif, seperti pemberian antipiretik untuk demam, terapi oksigenasi, dan pemberian cairan. Beberapa penelitian juga menunjukkan potensi penggunaan ribavirin, immunoglobulin, dan terapi siRNA untuk pengobatan lebih lanjut.
Sebagai langkah pencegahan, Tjatur merekomendasikan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah, sekolah, dan tempat umum. Kebiasaan ini penting untuk melindungi anak-anak dari risiko penularan virus.