Suara.com - Menurut informasi dari idiindramayu.org, salah satu penyakit yang sering dialami oleh orang pria adalah varikokel. Varikokel terjadi ketika pembuluh darah vena di skrotum membesar karena aliran darah yang terhambat.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Kabupaten Indramayu adalah salah satu organisasi kesehatan dan menjadi wadah profesi bagi para dokter di Indonesia.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Indramayu adalah organisasi profesi yang mewadahi para dokter di wilayah Indramayu. IDI berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesionalisme dokter, serta memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
IDI Indramayu mengorganisir dokter-dokter yang berpraktik di daerah mereka dengan memberikan pelatihan dan pendidikan, serta melakukan advokasi untuk kepentingan anggota dan masyarakat.
Baca Juga: Kenali Penyebab Asam Lambung Naik, IDI Garut Berikan Solusi Pengobatan
IDI Indramayu kemudian meneliti lebih lanjut mengenai penyakit varikokel yang sering menyerang dan mengganggu kesehatan masyarakat Indonesia. Rekomendasi obat yang tepat bagi para penderitanya.
Apa saja dampak dari penyakit varikokel?
Dilansir dari laman https://idiindramayu.org, penyakit varikokel adalah kondisi yang ditandai dengan pembesaran pembuluh darah vena di dalam skrotum, mirip dengan varises yang terjadi pada kaki. Berikut adalah dampak dari penyakit varikokel meliputi:
1. Infertilitas
Varikokel dapat mempengaruhi produksi dan kualitas sperma, berkontribusi pada sekitar 40% kasus infertilitas pada pria. Peningkatan suhu di sekitar testis akibat penumpukan darah dapat mengganggu spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan menyebabkan penurunan jumlah serta motilitas sperma.
Baca Juga: Kenali Penyebab Penyakit Salpingitis, IDI Cirebon Bagikan Solusi Pengobatan
2. Penyusutan testis
Dalam beberapa kasus, varikokel dapat menyebabkan testis menyusut atau gagal berkembang dengan normal. Hal ini mungkin disebabkan oleh aliran darah yang tidak lancar dan peningkatan tekanan dalam vena testis.
3. Nyeri atau ketidaknyamanan
Meski banyak penderita tidak merasakan gejala, beberapa orang mungkin mengalami nyeri atau ketidaknyamanan di area skrotum, terutama setelah berdiri lama atau beraktivitas fisik. Nyeri ini biasanya berkurang saat berbaring.
4. Masalah hormonal
Varikokel dapat mempengaruhi keseimbangan hormon, yang pada gilirannya dapat memengaruhi produksi testosteron dan fungsi seksual pria.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi varikokel?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Indramayu telah merangkum beberapa obat yang bisa mengatasi penyakit varikokel. Namun obat ini dikonsumsi melalui resep langsung dari dokter. Pengobatan untuk varikokel biasanya tergantung pada tingkat keparahan gejala dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi. Berikut adalah beberapa obat meliputi:
1. Ibuprofen dan Paracetamol
Jika varikokel menimbulkan nyeri, varikokel dokter dapat menanganinya dengan pemberian obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol, untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu, dokter bisa meminta pasien memakai celana penyangga testis guna meredakan tekanan.
2. Asam Mefenamat
Obat yang mengandung asam mefenamat diresepkan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, serta nyeri otot, trauma, dan nyeri pasca operasi.
3. Celana Penyangga Testis
Selain mengonsumsi obat, celana penyangga testis dapat membantu meredakan tekanan dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh varikokel.
4. Operasi
Operasi bisa menjadi jalan terakhir untuk mengobati varikokel. Dokter akan merekomendasikan operasi untuk menjepit atau mengikat pembuluh darah yang bermasalah jika varikokel menyebabkan nyeri atau masalah kesuburan.
Penting bagi pria yang mengalami gejala terkait varikokel untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat, terutama jika ada kekhawatiran mengenai kesuburan.