Kenali Penyebab Penyakit Vulvovaginitis, IDI Cianjur Berikan Solusi Pengobatan

Kamis, 02 Januari 2025 | 12:08 WIB
Kenali Penyebab Penyakit Vulvovaginitis, IDI Cianjur Berikan Solusi Pengobatan
Ilustrasi Vulvovaginitis. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut informasi dari idicianjur.org, salah satu penyakit yang banyak diderita bagi sebagian wanita adalah vulvovaginitis. Secara umum, vulvovaginitis adalah peradangan atau iritasi pada vagina dan vulva (bagian luar alat kelamin wanita). Ini dapat terjadi pada wanita dari segala usia, termasuk anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Vulvovaginitis adalah masalah yang berbahaya bagi organ intim wanita. Penyakit ini biasanya menyebabkan keputihan yang tidak normal, seringkali berbau tidak sedap, dan penderita juga mengalami sensasi terbakar saat berkemih atau berhubungan seksual.

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Kota Cianjur adalah cabang dari organisasi profesi kedokteran yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. IDI Cianjur telah berupaya dan berusaha untuk mengedukasi serta memberikan konsultasi gratis untuk mengobati pria atau wanita yang sedang mengalami gangguan kesehatan.

IDI Cianjur berfokus pada pengembangan profesionalisme dokter dan peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah Cianjur. Ikatan Dokter Indonesia saat ini fokus untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait masalah penyakit vulvovaginitis serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Baca Juga: Panduan Pola Makan Seimbang untuk Gaya Hidup Sehat

Apa saja penyebab terjadinya penyakit vulvovaginitis?

Dilansir dari laman https://idicianjur.org, vulvovaginitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada vulva dan vagina, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah penyebab utama terjadinya vulvovaginitis meliputi:

1. Infeksi jamur

Salah satu penyebab vulvovaginitis yang paling umum adalah infeksi jamur. Biasanya, gejalanya adalah gatal, kemerahan, dan keputihan yang tebal dan berwarna putih seperti keju cottage.

2. Infeksi bakteri

Baca Juga: Tantangan Kesehatan Indonesia: Pencegahan dan Terapi untuk Penyintas TB dan Penyakit Paru Kronis

Infeksi bakteri juga dapat terjadi karena ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina. Bakteri seperti Gardnerella, Streptococcus, dan Staphylococcus dapat berkembang biak secara berlebihan, menyebabkan keputihan berbau amis berwarna abu-abu.

3. Penyakit menular seksual

Vulvovaginitis dapat disebabkan oleh infeksi seperti klamidia, gonore, herpes, dan trikomoniasis, yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman dan dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti nyeri dan keputihan yang tidak biasa.

4. Iritasi atau alergi

Penggunaan produk pembersih kewanitaan yang mengandung bahan kimia keras, sabun beraroma, atau pembalut serta tampon yang tidak cocok dapat menyebabkan iritasi pada area genital. Kebersihan yang tidak memadai juga dapat meningkatkan risiko terjadinya vulvovaginitis.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit vulvovaginitis?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cianjur telah merangkum beberapa obat yang dapat mengatasi penyakit vulvovaginitis. Untuk mengatasi vulvovaginitis, pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan berdasarkan penyebab umum vulvovaginitis meliputi:

1. Obat Fluconazole

Fluconazole 150 mg kapsul adalah obat anti jamur yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada area vagina. Dosis tunggal 150 mg untuk kandidiasis vulvovaginal. Ini adalah pilihan yang umum dan efektif untuk mengatasi infeksi jamur.

2. Obat Clotrimazole

Obat lainnya yang akan diresepkan oleh dokter yaitu Clotrimazole. Tersedia dalam bentuk krim (2%) atau suppositoria intravaginal (500 mg) yang digunakan selama 1-3 hari.

3. Obat Miconazole

Obat lainnya yang mungkin akan diresepkan oleh dokter yaitu Miconazole. Obat ini juga digunakan dalam bentuk krim atau supositoria untuk mengatasi infeksi jamur vagina.

4. Terapi Hormon

Jika vulvovaginitis disebabkan oleh penurunan kadar estrogen (misalnya pada wanita pascamenopause), terapi pengganti hormon mungkin direkomendasikan untuk membantu meredakan gejala.

Sebelum memulai pengobatan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis agar diagnosis tepat dan mendapatkan resep obat yang sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI